1. Pengertian upah dan gaji
Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang akan mendapatkan imbalan berupa kompensasi (upah, gaji, insentif,
dsb). Sebelum melakukan sesuatu pekerjaan, antara pekerja dan penyedia kerja
harus mempunyai persetujuan berapa besar pekerjaan yang dilakukan itu dinilai
dengan ukuran materi sesuai dengan perjanjian. Begitupun penyedia kerja
berkewajiban memberikan imbalan atau upah atas pekerja yang telah dilakukan
pekerja.
2. Teori-teori Upah dan Gaji
Dalam pemberian upah atau gaji, suatu
perusahaan dapat memilih beberapa sistem pembayaran atau teori pembayaran upah
atau gaji. Terdapat beberapa sistem pembayaran yang dapat digunakan untuk
mendistribusikan upah. Masing-masing sistem ini mempunyai pengaruh yang spesifik
terhadap dorongan atau semangat kerja serta nilai-nilai yang akan dicapai.
Secara umum, sistem upah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sistem Upah Menurut Produksi
Upah atau gaji menurut produksi yang
diberikan bisa mendorong karyawan untuk bekerja keras serta untuk berproduksi
lebih banyak. Upah ini membedakan atas kemampuan masing-masing. Sistem ini
sangat menguntungkan bagi mereka yang cerdas dan energis, tetapi kurang menguntungkan
karyawan yang kemampuannya sudah mundur dan bagi orang yang usianya lanjut.
b. Sistem Upah Menurut Lamanya Kerja
Sistem ini sebenarnya telah gagal dalam
mengatur adanya perbedaan induvidu kemampuan manusia. Sistem ini tidak membedakan
umur, pengalaman, juga tidak membedakan kemampuan. Salah satu faktor yang
menonjol untuk mempertahankan sistem upah ini adalah mencegah diskriminasi.
Alasan-alasan lain adalah sistem ini menimbulkan ketentraman karena upah atau
gaji sudah dapat dihitung terlepas dari keterlambatan kerja, kerusakan
material, sakit, dan sebagainya.
c. Sistem Upah Menurut Lamanya Dinas
Sistem upah semacam ini mendorong orang
lebih setia atau loyalitas terhadap perusahaan. Sistem ini sangat menguntungkan
bagi orang-orang muda yang didorong untuk tetap masih bekerja pada perusahaan,
hal ini disebabkan adanya harapan bila sudah tua akan mendapat perhatian. Jadi
sistem upah ini akan memberikan perasaan aman kepada buruh atau pegawai yang berusia
lanjut. Segi negatif sistem ini antara lain, sistem ini kurang memotivasi
pegawai dan perusahaan yang akan diiisi oleh orang-orang yang berusia lanjut.
Orang yang tinggi intelegensinya dinaikkan pangkat hanya karena didasarkan atas
lamanya dinas. Sistem gaji semacam ini akan berakibat terjadinya labour turn
over terutama bagi pegawai yang masih muda usia dan berbakat.
d. Sistem Upah Menurut Kebutuhan
Sistem ini memberikan upah yang lebih besar
kepada mereka yang sudah menikah atau berkeluarga. Seandainya semua kebutuhan
itu dipenuhi, maka akan mempersamakan standar hidup semua orang. Salah satu
kelemahan sistem ini adalah tidak mendorong inisiatif bekerja, sehingga sama
halnya dengan sistem upah menurut lamanya dinas. Segi positifnya adalah akan
memberikan perasaan aman disebabkan karena nasib seseorang menjadi tanggung
jawab perusahaan. Perwujudan dari perasaan aman ini karena diwujudkan dalam
bentuk sumbangan-sumbangan, pengobatan, ongkos, ganti perawatan, pangan,
sandang, dan perumahan.
Judul Buku :
MANAJEMEN SDM
Penulis
: Dr.
H. Suwatno, M.Si.
Donni
Juni Priansa, S.Pd., S.E., M.M
Penerbit :
ALVABETA BANDUNG
Cetakan kedua : September 2011
Created by : Dina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar