Jumat, 16 Oktober 2015

Upah dan Gaji

1. Pengertian upah dan gaji
Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang akan mendapatkan imbalan berupa kompensasi (upah, gaji, insentif, dsb). Sebelum melakukan sesuatu pekerjaan, antara pekerja dan penyedia kerja harus mempunyai persetujuan berapa besar pekerjaan yang dilakukan itu dinilai dengan ukuran materi sesuai dengan perjanjian. Begitupun penyedia kerja berkewajiban memberikan imbalan atau upah atas pekerja yang telah dilakukan pekerja.
2. Teori-teori Upah dan Gaji
Dalam pemberian upah atau gaji, suatu perusahaan dapat memilih beberapa sistem pembayaran atau teori pembayaran upah atau gaji. Terdapat beberapa sistem pembayaran yang dapat digunakan untuk mendistribusikan upah. Masing-masing sistem ini mempunyai pengaruh yang spesifik terhadap dorongan atau semangat kerja serta nilai-nilai yang akan dicapai. Secara umum, sistem upah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sistem Upah Menurut Produksi
Upah atau gaji menurut produksi yang diberikan bisa mendorong karyawan untuk bekerja keras serta untuk berproduksi lebih banyak. Upah ini membedakan atas kemampuan masing-masing. Sistem ini sangat menguntungkan bagi mereka yang cerdas dan energis, tetapi kurang menguntungkan karyawan yang kemampuannya sudah mundur dan bagi orang yang usianya lanjut.
b. Sistem Upah Menurut Lamanya Kerja
Sistem ini sebenarnya telah gagal dalam mengatur adanya perbedaan induvidu kemampuan manusia. Sistem ini tidak membedakan umur, pengalaman, juga tidak membedakan kemampuan. Salah satu faktor yang menonjol untuk mempertahankan sistem upah ini adalah mencegah diskriminasi. Alasan-alasan lain adalah sistem ini menimbulkan ketentraman karena upah atau gaji sudah dapat dihitung terlepas dari keterlambatan kerja, kerusakan material, sakit, dan sebagainya.
c. Sistem Upah Menurut Lamanya Dinas
Sistem upah semacam ini mendorong orang lebih setia atau loyalitas terhadap perusahaan. Sistem ini sangat menguntungkan bagi orang-orang muda yang didorong untuk tetap masih bekerja pada perusahaan, hal ini disebabkan adanya harapan bila sudah tua akan mendapat perhatian. Jadi sistem upah ini akan memberikan perasaan aman kepada buruh atau pegawai yang berusia lanjut. Segi negatif sistem ini antara lain, sistem ini kurang memotivasi pegawai dan perusahaan yang akan diiisi oleh orang-orang yang berusia lanjut. Orang yang tinggi intelegensinya dinaikkan pangkat hanya karena didasarkan atas lamanya dinas. Sistem gaji semacam ini akan berakibat terjadinya labour turn over terutama bagi pegawai yang masih muda usia dan berbakat.
d. Sistem Upah Menurut Kebutuhan
Sistem ini memberikan upah yang lebih besar kepada mereka yang sudah menikah atau berkeluarga. Seandainya semua kebutuhan itu dipenuhi, maka akan mempersamakan standar hidup semua orang. Salah satu kelemahan sistem ini adalah tidak mendorong inisiatif bekerja, sehingga sama halnya dengan sistem upah menurut lamanya dinas. Segi positifnya adalah akan memberikan perasaan aman disebabkan karena nasib seseorang menjadi tanggung jawab perusahaan. Perwujudan dari perasaan aman ini karena diwujudkan dalam bentuk sumbangan-sumbangan, pengobatan, ongkos, ganti perawatan, pangan, sandang, dan perumahan. 



Judul Buku       : MANAJEMEN SDM
Penulis              : Dr. H. Suwatno, M.Si.
                             Donni Juni Priansa, S.Pd., S.E., M.M
Penerbit            : ALVABETA BANDUNG

Cetakan kedua : September 2011


Created by : Dina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar