Kamis, 27 April 2017

MODEL SISTEM UMUM PERUSAHAAN KEUANGAN DAN PENDEKATAN SISTEM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Model sistem umum pada perusahaan keuangan adalah dimana penyederhanaan objek yang terdiri dari berbagai jenis model yang digunakan oleh perusahaan beserta kegunaan model itu sendiri yang memengaruhi juga di perusahaan agar mempermudah pengertian, komunikasi, dan memperkirakan masa depan. Yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah model sistem informasi fisik dan konseptual. Dan pada pendekatan sistem adalah sebagai perwujudan manajer dalam pengambilan keputusan dan memecahkan masalah pada perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini menjelaskan tentang :
A.    Pengertian Model
B.     Konsep Dasar Model Sistem Umum Perusahaan
C.     Penggunaan Model Sistem Umum
D.    Pemahaman Dasar Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan
E.     Tahapan Pemecahan Masalah Dengan Menggunakan Pendekatan Sistem
F.      Faktor Manusia yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

1.3 Batasan Masalah
Makalah ini dibataskan oleh pemfokuskan pada Model Sistem Umum Perusahaan Keuangan dan Pendekatan Sistem dari sumber yang diperoleh dengan waktu yang singkat.

1.4 Tujuan Penelitian
a.       Agar pembaca bisa mengerti pengertian model.
b.      Pembaca mengerti bagaimana konsep dasar model sistem umum perusahaan.
c.       Pembaca mengerti penggunaan dari model sistem umum.
d.      Pembaca memahami bagaimana tahapan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan sistem.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Model Umum Perusahaan Keuangan
2.1.1 Pengertian Model
Model adalah penyederhanaan (abstraction) dari sesuatu. Model juga merupakan perwakilan sejumlah objek atau aktivitas yang disebut dengan entitas (entity). Biasanya manajer menggunakan model untuk memecahkan suatu masalah.

2.1.2 Konsep Dasar Model Sistem Umum Perusahaan
Konsep Dasar Model menggunakan Sistem Konseptual, yakni sebagai system terbuka dapat mengendalikan operasinya sendiri,sebagian tidak. Pengendalian dicapai dengan menggunakan lingkaran umpan balik (feedback), yang menyediakan suatu jalur bagi sinyal-sinyal dari system ke mekanisme-mekanisme pengendalian dan dari mekanisme pengendalian  kembali ke system. Mekanisme pengendalian adalah sejenis alat yang menggunakan sinyal-sinyal umpan balik untuk mengevaluasi kinerja system dan menentukan apakah tindakan perbaikan perlu dilakukan.
1.      Model Sistem Umum
a.       Sistem Fisik
-          Arus Material
-          Arus Personil
-          Arus Mesin
-          Arus Uang
b.      Sistem Konsep
-          Sistem simpul tertutup
Sistem yang mempunyai simpul feedback & mekanisme kontrol.
-          Sistem simpul terbuka
Sistem yang tidak mempunyai simpul feedback dan mekanisme kontrol.






2.1.3 Penggunaan Model Sistem Umum
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya telah jelas mengenai bentuk model sistem umum, yang dapat diterapkan pada jenis-jenis organisasi yang ada pada saat ini, walaupun perlu adanya beberapa modifikasi. Misalnya penggunaan model sistem umum pada organisasi yang menghasilkan produk dan jasa.
1.      Pasar Swalayan
Semua sumber daya fisik mengalir melalui sistem fisik sebuah pasar swalayan. Arus utama adalah material, yaitu bahan makanan dan barang-barang lain yang dijual. Arus personil terdiri dari manajer toko, kasir, pegawai gudang, dan orang-orang lain yang dipekerjakan untuk suatu jangka waktu dan akhirnya berhenti. Sejumlah kecil mesin digunakan, yaitu alat pembaca bar code di kasir. Terdapat pula mesin-mesin di belakang layar seperti komputer, kalkulator dan telepon. Alat lainnya mencakup lemari pendingin, kotak peraga, dan rak-rak untuk menempatkan barang dagangan yang akan dijual. Arus uang ke pasar swalayan disediakan oleh para pelanggan, dan arus keluar terutama berbentuk pembayaran kepada para pemasok, pegawai dan pemilik.Proses transformasi meliputi membuka karton dan mengatur barang dagangan di rak. Dengan perkataan lain adalah semua kegiatan yang membuat berbagai produk siap untuk dijual secara mudah dan menarik.

2.      Kantor Pengacara
Biasanya terdiri dari sejumlah kecil kaum profesional yang telah dididik secara khusus dan disahkan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Tugas mereka lebih menekankan aktivitas mental daripada fisik. Arus materialnya sangat sedikit, terutama berupa perlengkapan pencatatan (misal kertas, dan pensil). Standar kinerjanya kemungkinan besar tidak serinci standar di pasar swalayan. Kantor pengacara itu mungkin tidak berusaha untuk menangani sekian banyak kasus atau memenangkan sekian persen persidangan. Namun, kita mengasumsikan tujuan pada laba, karena partner mengerti bahwa laba adalah kunci kelangsungan operasi.

2.2 Pendekatan Sistem
Ada tiga jenis usaha pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah :
1.      Persiapan
Manajer memandang perusahaan sebagai suatu sistem dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan. 
2.      Definisi
Manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisis bagian sistem menurut suatu urutan tertentu.
3.      Solusi
Manajer mengidentifikasi berbagai solusi altenatif, mengevaluasi, memilih yang terbaik, menerapkannya dan membuat tindak lanjut utk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagaimana mestinya.

2.2.1 Pemahaman Dasar Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan
·         Masalah adalah suatu kondisi yg memiliki potensi utk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar bisa.
·         Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya.
·         Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya.
·         Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan.
·         Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yg manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
·         Salah satu kunci pemecahan masalah adalah identifikasi berbagai alternatif keputusan.
·         Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan untuk mengevaluasi tiap alternatif.
Evaluasi ini harus mempertimbangkan berbagai kendala yaitu :
1.      Kendala intern dapat berupa SD yg terbatas, seperti kurangnya bahan baku, modal kerja, SDM yg kurang memenuhi syarat, dan lain-lain.
2.      Kendala lingkungan dapat berupa tekanan dari berbagai elemen lingkungan, seperti pemerintah atau pesaing untuk bertindak menurut cara tertentu.

2.2.2 Tahapan Pemecahan Masalah Dengan Menggunakan Pendekatan Sistem

Proses pemecahan masalah dapat dilakukan dengan empat tahapan utama yaitu :
1.      Memahami dan mendefinisikan masalah
Bagian ini merupakan bagian yang sangat penting karena menjadi awal dari seluruh proses pemecahan masalah. Tujuan pada bagian ini adalah memahami masalah dengan baik dan menghilangkan bagian-bagian yang dirasa kurang penting.
2.      Membuat rencana untuk pemecahan masalah
Pada bagian ini ada dua kegiatan penting yaitu :
a)      Mencari berbagai cara penyelesaian yang mungkin diterapkan
b)      Membuat rencana pemecahan masalah
Penyelesaian suatu masalah biasanya tidak hanya satu tapi mungkin bisa beberapa macam. Sebagai ilustrasi, apabila kita berada di kota Surabaya dan ingin pergi ke Jakarta, maka banyak cara yang mungkin bisa dilakukan, misalnya kita bisa menempuh dengan angkutan darat, laut atau udara. Dengan angkutan darat kita bisa menggunakan kereta api, bus atau angkutan yang lain. Jalurnya pun kita bisa lewat jalur utara, tengah atau selatan. Jadi banyak sekali cara penyelesaian yang bisa kita kembangkan. Masing-masing mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Dari sekian banyak penyelesaian ini kita harus memilih satu yang berdasarkan persyaratan tertentu merupakan cara yang paling baik untuk menyelesaikan permasalahan. Setelah terpilih, maka kita dapat membuat rencana kasar (outline) penyelesaian masalah dan membagi masalah dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Rencana kasar (outline) penyelesaian masalah hanya berisi tahapan-tahapan utama penyelesaian masalah.
1.      Merancang dan menerapkan rencana untuk memperoleh cara penyelesaian.
Pada bagian ini rencana kasar penyelesaian masalah diperbaiki dan diperjelas dengan pembagian dan urutan rinci yang harus ditempuh dalam penyelesaian masalah.
2.      Memeriksa dan menyampaikan hasil dari pemecahan masalah
Bagian ini bertujuan untuk memeriksa apakah akurasi (ketepatan) hasil dari cara yang dipilih telah memenuhi tujuan yang diinginkan. Selain itu juga untuk melihat bagaimana daya guna dari cara yang dipilih yang dipilih.

2.2.3 Faktor Manusia yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.
1.      Merasakan masalah
Manajer dapat dibagi dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan masalah (problem solving styles) mereka, yaitu bagaimana mereka menghadapi masalah.
a.       Penghindar masalah (problem avoider), manajer ini mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua baik-baik saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan masalah dengan mengabaikan informasi atau menghindarinya sepanjang perencanaan.
b.      Pemecah masalah (problem solver), manajer ini tidak mencari masalah juga tidak menghalanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.
c.       Pencari masalah (problem seeker), manajer ini menikmati pemecahan masalah dan mencarinya

2.      Mengumpulkan informasi
Para manajer dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya mengumpulkan informasi (information-gathering styles) atau sikap terhadap total volume informasi yang tersedia bagi mereka.
a.       Gaya teratur (preceptive style), manajer jenis ini mengikuti management by exception dan menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan area minatnya.
b.      Gaya menerima (receptive style), manajer jenis ini ingin melihat semuanya, kemudian menentukan apakah informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam organisasi.

3.      Menggunakan informasi
Manajer juga cenderung lebih menyukai salah satu dari dua gaya menggunakan informasi (information-using styles), yaitu cara-cara menggunakan informasi untuk memecahkan suatu masalah.
a.       Gaya sistematik (systematic style), manajer memberi perhatian khusus untuk mengikuti suatu metode yang telah ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
b.      Gaya intuitif (intuitive style), manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam sebuah perusahaan sangat di perlukan sebuah sistem yang mengatur, mengawasi, dan menjalankan roda perusahaan. Jadi pemilihan model sistem perusahaan sangat penting agar perusahaan berjalan sesuai target dan tujuan, juga supaya tidak terjadi kesemrawutan sistem perusahaan yang dikarenakan tidak cocoknya model yang diterapkan perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar