Senin, 27 Oktober 2014

Makalah Typus


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci dan keperluan lain. Air tersebut mempunyai standar 3T yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Tetapi ada kalanya kita melihat air yang berwarna keruh dan berbau serta sering kali bercampur dengan benda-benda sampah seperti kaleng, plastik, dan sampah organik. Pemandangan seperti ini kita jumpai pada aliran sungai atau dikolam-kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air yang terpolusi.
            Kenapa? Karena orang-orang pedesaan, atau pinggiran kota, menggunakan air sungai untuk kehidupan sehari-hari mereka, karena untuk menghemat air. Dan karena air sungai tercemar oleh hasil-hasil sisa dari buangan industri atau pun kegiatan lainnya, sehingga timbulah penyakit dimana-dimana, terutama orang-orang yang tingga di pinggiran sungai sering sekali terkena penyakit. Dan hampir semua makhluk hidup di darat ataupun diair terkena dampaknya, dan juga bagi makhluk hidup di air seperti ikan-ikanan bisa mati akibat pengolahan limbah yang kurang baik. Akibatnya dapat menimbulkanberbagai macam penyakit salah satunya adalah tipes.
Penyakit tifus sudah lama “menemani” kehidupan kita yang bermukim di Indonesia. Bukan jenis penyakit baru, tapi tak kunjung berhasil diberantas. Bahkan karena kebandelannya, kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas. Bagaimana supaya tak terjangkit tifus, dan kalau sudah terjangkit hal-hal penting apa yang harus dilakukan?
Setelah beberapa hari demamnya tak kunjung turun, Tina dinyatakan terdeteksi menderita tifus abdominalis atau lebih dikenal demam tifoid. Syukurlah, cukup diobati selama dua minggu kondisinya sudah terlihat membaik. Sayang begitu obat dihentikan, demam dan sakit perutnya mulai terasa kembali.
Rupanya kuman salmonela, si biang keladi yang bersarang dalam usus halusnya belum terbasmi tuntas. Begitu Tina diberi obat lagi selama dua minggu berikutnya, kondisinya pun pulih. Ia tidak lagi diganggu sakit perut ataupun demam. Buang airnya juga sudah kembali normal. Pemeriksaan darah di laboratorium klinik terhadap salmonela memberi hasil negatif.
1.2 Identifikasi Masalah
1.      Apa saja penyebab pencemaran air?
2.      Jelaskan tentang penyakit tipes atau thypus yang disebabkan oleh polusi air?
3.      Tindakan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit tipes?
1.3  Batasan Masalah
      Karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan biaya, maka karya tulis ini akan saya batasi hanya pada “Jelaskan tentang penyakit tipes atau thypus yang disebabkan oleh polusi air

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Polusi Air
      Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniaannya. Air yang tersebar dialam tidak pernah dapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah sudah berpolusi. Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen – komponen tersebut dalam jumlahtinggidisebutairsadah.
      Air yang tidak berpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu. Adanya benda – benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan secara normal disebut polusi.
Penyebab terjadinya polusi (polutan) air adalah sebagai berikut : 
      Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan deterjen. Nitrat dan Nitrit Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang Berlebihan dan proses pembusukan materi organik. Poliklorin Bifenil(PCB) Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan - bahan pelumas, plastik dan Alatlistrik. Residu Pestisida Organiklorin Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida pada tanaman untuk membunuh serangga. Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak. Radio Nuklida atau unsure radioaktif berasal dari kebocoran tangki penyimpanan limbah radioaktif. Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin. Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan ternak. Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.
Siklus air dibedakan menjadi 3 yaitu, Siklus Pendek (Siklus Kecil) yaitu air laut menguap menjadi gas, berkondensasi menjadi awan dan hujan yang jatuh laut. Siklus Sedang (Siklus Menengah) yaitu air laut menguap menjadi gas, mengkondensasi dan dibawa angin membentuk awan di atas daratan, jatuh sebagai hujan lalu meresap ke tanah, masuk ke sungai dan ke laut lagi. Siklus Besar (Siklus Panjang) yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan) dan jatuh sebagai salju membentuk gletser, masuk ke sungai lalu kembali ke laut.

      Air yang telah tercemar, oleh senyawa organik maupun senyawa anorganikakan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi media berkembangnya berberbagai macam penyakit menular maupun tidak menular. Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih, sedangkan air bersih sudah tidah mencukupi sehingga kebersihan manusia dan lingkungannya menjadi tidak terjamin, pada akhirnya menyebabkan manusia mudah terserang penyakit.
      Beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air yang tercemar diantaranya sebagai berikut. Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat, Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A, Disentrie amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba hystolytica, Typhus abdominalis merupakan penyakit yang menyerang usus halus dan penyebabnya adalah Salmonella typhosa.

2.2 Typhus Abdominalis
     
      Typhus abdominalis yang biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus dan penyebabnya adalah Salmonella typhosa.  Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-tempat yang kotor. Penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus. Selanjutnya akan menyerang hati, limpa, kantung emped, selain itu dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan), septikemia (tidak menyerang usus).
      Bakteri demam tipes (S. typhi) menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa dikenal sebagai demam tipes, dimana orang yang sakit tipes berkisar sekitar 21,5 juta orang setiap tahunnya. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penyakit  sangat umum dikenal di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan karena tipes merupakan penyakit  yang sangat tergantung dari sanitasi dan kebersihan lingkungan. Seseorang bisa tertular tipes jika makan makanan atau minum minuman yang telah terkontaminasi oleh orang yang terinfeksi tipes sebelumnya atau jika limbah terkontaminasi dengan bakteri digunakan untuk minum atau mencuci makanan akan menyebabkan tipes.          
2.2.1 Gejala Penyakit Tifus
         Gejala klinik tipes pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, gejala yang ditimbulkan antara lain :
1.   Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
2.   Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3.   Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limpa, akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4.   Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5.   Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6.   Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
Asuhan Keperawatan Demam Tifoid (Tifus).
         Sebagai salah satu penyakit yang menganggu dan lumrah terjadi di Indonesia, tifus berbeda dengan berbagai penyakit menular seperti demam berdarah atau penyakit lainnya yang sifatnya musiman, karena tifus dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Penyakit ini dalam dunia kesehatan Indonesia sebagai demam tifoid yang merupakan penyakit infeksi akut usus halus dan bersifat menular. Seseorang dapat tertular tifus apabila terjadi kontak langsung dengan penderita, lewat kotoran, urine, atau muntahannya yang mengandung bakteri salmonella typhi sebagai organisme yang menjadi sumber infeksinya. Namun paling banyak Patogenesis terjadinya demam tifoid seperti berikut
Manifestasi Klinis dari demam tifoid adalah:
Minggu I : Gejala mirip gejala akut infeksi seperti demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, dan muntah, konstipasi/diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, epistaxis  (mimisan).
Minggu II  : Demam, bradikardi relatif, lidah tifoid (putih), hematomegali (pembesaran hati), splenomegali, gangguan kesadaran seperti somnolen, koma.
         Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh demam tifoid adalah perdarahan usus atau perforasi (kebocoran) usus jika tidak mendapat pertolongan yang tepat. Perdarahan usus ini dapat terjadi pada saat demam tinggi, ditandai dengan suhu mendadak turun, nadi meningkat cepat, dan tekanan darah menurun.
Selain itu juga dapat terjadi komplikasi selain di sistem pencernaan seperti :
·      Ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis, spondilitis, GGA (gagal ginjal akut)/ GGK (gagal ginjal kronik).
·      Kardiovaskuler: kegagalan sirkulasi renjatan, syok, miokarditis.
·      Darah: anemia hemolitik, trombositopenia, DIC, sindrom uremik hemolitik.
·      Paru: pneumonia, empisema, pleuritis.
·      Hepar: hepatitis, kolelitiasis
·      Tulang: osteomielitis, periotitis, spondilitis, arthritis.
·      Neuropsikiatrik: delirium, meningismus, psikosis.
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
·Resiko gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang                       tidak adekuat, anoreksi, muntah, mual.
·Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang                          berlebihan.
·Resiko terjadinya gangguan proses piker.
·Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
·Umumnya pasien demam tifoid membutuhkan perawatan di rumah sakit karena                           beresiko menderita kekurangan cairan. Namun bila demam tifoid ini terjadi pada                         anak, terkadang dokter mempertimbangkan untuk perawatan di rumah.
·Pisahkan anak penderita demam tifoid dari saudara-saudaranya untuk menghindari                     penularan. Bahkan bila ibu menemani, tidak disarankan untuk tidur bersama dengan                    anak yang sakit. Sebaiknya tempatkan anak yang sakit di kamar tersendiri, tentunya                    dengan perhatian penuh dari kedua orang tua untuk menghindari perasaan                                   terisolir/kesepian pada anak tersebut.
·Upayakan klien dengan demam tifoid beristirahat total di tempat tidur sampai                             demamnya turun. Demam bisa berlangsung selama dua minggu. Setelah demam                          turun, teruskan istirahat sampai suhu normal kembali. Jelaskan pada anak bahwa                          untuk mandi, buang air besar dan kecil harus meminta pertolongan kepada ibu atau                     orang dewasa lainnya yang ada di rumah.
·Ingatkan kepada siapa saja yang membantu untuk selalu mencuci tangan dengan                         desinfektan sebelum dan sesudah kontak dengan anak yang sakit.
·Seperti halnya di rumah sakit, orang tua perlu mengukur suhu tubuh anak dan                              mencatatnya. Catatan suhu tubuh ini sangat penting untuk dikonsultasikan ke dokter dan bila ada peningkatan suhu tubuh yang tinggi.
·Biasanya dokter memberikan obat yang sudah diperhitungkan sampai suhu tubuh                        turun. Jika obat hampir habis, sementara suhu tubuh makin tinggi, konsultasikanlah ke pelayanan medis atau dokter karena mungkin membutuhkan perawatan yang lebih intensif di rumah sakit.
·Untuk membantu mempercepat penurunan suhu tubuh, upayakan agar anak banyak                     minum air putih, dikompres dengan air hangat, dan jangan menutupinya dengan                          selimut agar penguapan suhu lebih lancer.
·Berikan makanan yang mengandung banyak cairan dan bergizi seperti sop dan sari                      buah, juga makanan lunak, seperti bubur.
·Pembuangan feses dan urine harus dipastikan dibuang ke dalam WC dan disiram                        dengan air sebanyak-banyaknya. WC dan sekitarnya pun harus bersih agar tidak ada lalat yang akan membawa kuman ke mana-mana. Bila anak menggunakan pot atau urinal untuk BAK dan BAB, jangan lupa untuk merendamnya dengan cairan  desinfektan setelah dipakai.
·Rendam pakaian anak dengan desinfektan sebelum dicuci, dan jangan mencampurnya             dengan pakaian yang lain.
2.2.2 Polutan Penyebabkan Penyakit Thypus
Penyebab penyakit tipes adalah bakteri bernama salmonella typhosa. Sumber penyebab penyakit tipes, lebih banyak disebabkan kuman yang menempel di bekas cucian gelas, sendok, piring dan sebagainya dengan kondisi air cucian yang tak diganti, tangan yang kotor. Bakteri ini umumnya terdapat dalam makanan yang sudah basi, daging mentah, maupun kotoran.
         Tipes adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhosa. Sebagai penyebab tipes, bakteri Salomenella Typhosa bisa masuk ke dalam perut karena tertelan lewat makanan atau minuman tercemar. Bakteri ini kemudian bersarang di usus halus, lalu menggerogoti dinding usus. Jika kondisi ini dibiarkan, usus bisa luka dan sewaktu-waktu tukak tipus bisa jebol dan usus jadi bolong.
         Kebanyakan penyakit tipes ditularkan melalui kotoran. Termasuk kuman yang hidup normal dalam usus hewan, ternak dan reptil, sumber daging unggas unggas kurang matang, telur, melalui anjing, kucing, makanan dan minuman tercemar (batu es), dari carrier yaitu orang sehat tetapi membawa kuman.
         Penyebaran Tipes juga terjadi melalui makanan atau minuman tercemar kuman ini yang terdapat dalam air, es, atau debu, dan lainnya.
2.2.3 Frekuensi Gangguan Kesehatan
         Tipes adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Setiap tahun diseluruh dunia terdapat sekitar 17.000.000 kasus dengan 600.000 kematian. Jika tidak segera diobati, 10-20% penderita penyakit tersebut dapat berakibat fatal. Sekitar 2% dari penderita menjadi carrier (pembawa).
         Di Indonesia, diperkirakan antara 800 – 100.000 orang terkena penyakit tipes atau demam tifoid sepanjang tahun. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang, Diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 – 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak, peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun.
         Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur 12 tahun keatas adalah 70 – 80%, penderita umur antara 12 dan 30 tahun adalah 10 – 20%, penderita antara 30 – 40 tahun adalah 5 – 10%, dan hanya 5 – 10% diatas 40 tahun.

2.2.4 Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Thypus
·   Pengobatan
Pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan rasa pusing (Paracetamol), Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang utama adalah kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika lain seperti ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus. Penderita harus tetirah alias baring tiotal minimal 7 hari bebas panas. Makanya usahain jangan sampe berteman sama si tifus ini. Istirahat total ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Selama perawatan, penderita juga diberi obat-obatan untuk mengurangi gejala-gejala yang dialami penderita, seperti panas, sakit kepala, mual dsb. Selain itu juga mendapat obat yang akan membasmi kuman penyebab penyakit alias antibiotika. Untuk sementara, makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, termasuk sambel. Jadi harus dijaga benar untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan.
         Obat untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol, Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 – 10 hari. Lamanya pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yang dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai habis ( 7 – 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali.
      Daging Lumbricus  Rubellus  memiliki beberapa  kandungan  nutrisi, diantaranya  mengandung  kadar  protein  sangat  tinggi, yaitu  sekitar 76 %. Kadar ini lebih tinggi  dibandingkan dengan daging mamalia (65’1)  atau  Ikan (50’1). Begitu juga  dengan asam–asam amino esensialnya.Selain itu bahan tersebut diketahui pula mengandung  alfa  tokoferol   atau  vitamin  f yang berfungsi  sebagai  anti  oksidan.
      Selain  itu  mnurut  Laverach (1963)  kandungann  nutrisi  daging  lumbricus  rubellus  terdiri  dari  16  % protein, 17 %  karbohidrat, 45 % lemak  dan  abu  1,5 %.  Sedangkan   kadar  bahan  keringnya  16,38 %, kandungan protein  53,5% – 71,5 %  dimiliki  lumbrecus  terrestris  dengan  kadar  bahan  antara  15 – 20 %. Hewan  – hewan  ini  juga  mengandung  protein  asam amino  berkadar  tinggi  yang sangat  diperlukan  untuk  kekebalan  tubuh  melawan  berbagai  macam penyakit.
Cara  Pengolahan Cacing  Tanah
Ada  beberapa   cara  /  proses  dalam  mengolah  daging  lumbricus  rubellus,  diantaranya  ;  proses  pengolahan  kapsul  cacing  tanah dilakukan  dengan  system higroscopy.  Yaitu  kandungan  air  cacing  tanah  diserap  dengan  menggunakan  kain  kasa.
Selain  itu  ada  juga  cara  pengolahan cacing  tanah  tersebut, caranya ialah sebagai berikut  ;
1. Cari  cacing  tanah  merah  yang  bentuknya  kecil – kecil, (cacing kruntel  yang biasa  digunakan untuk  umpan  memancing  ikan)  dan  bukan cacing  yang hitam  dan besar.
2. Bersihkan dan pastikan sudah  tidak  ada  unsur  tanah  atau  kotoran  lain, sekedar  untuk  menjaga  higienisnya saja.
3.  Tuangkan  air  kira – kira  3  gelas  untuk ukuran  diminum  3  X sehari.
4.  Masukkan  cacing  dan  rebus  hingga  mendidih.`
5. Saring  dan ambil  airnya saja.
6. Dinginkan  sebentar  atau  minumkan  hangat – hangat.
Saran saya  si penderita  jangan sampai  melihat  proses  memasaknya  supaya  tidak  merasa  jijik  sehingga  membuat  penderita  tidak  mau  meminumnya.
·   Pencegahan
Usaha pencegahan penyakit tifus ini dibagi dalam dua upaya, yaitu terhadap lingkungan hidup dan manusianya sendiri. Penyediaan sarana air minum yang memenuhi syarat, pembuatan jamban yang hygienis, pemberantasan lalat dan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan adalah beberapa hal yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Imunisasi dengan menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan (antigen Vi Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
      Banyak orang yang tidak terlihat sakit tapi berpotensi menyebarkan penyakit tifus. Inilah yang disebut dengan pembawa penyakit tifus. Meski sudah dinyatakan sembuh, bukan tidak mungkin mantan penderita masih menyimpan bakteri tifus dalam tubuhnya. Bakteri bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ini karena sebagian bakteri penyebab tifus ada yang bersembunyi di kantong empedu. Bisa saja bakteri ini keluar dan bercampur dengan tinja. Nah, bakteri ini dapat menyebar lewat air seni atau tinja penderita.
·   Mengindarkan diri dari hal-hal kotor seperti pencemaran air dan makanan oleh          kotoran manusia. Pastikan jamban keluarga terletak jauh dari tempat penduduk    mengambil air minum
·   Memberi perhatian khusus pada kebersihan air minum, terutama saat banjir.
·   Penderita harus tinggal di kamar terpisah untuk mencegah penyebaran tifus perut.     Kotorannya harus dibakar atau dikubur di dalam lubang yang dalam. Orang yang merawatnya harus membasuh tangan segera sesudahnya.
·   Setiap orang yang pernah menderita tipes harus memberikan perhatian tambahan       terhadap kebersihan perorangan dan tidak boleh bekerja di rumah makan atau di             tempat-tempat pengolahan makanan.
Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit penyakit tipes kini sudah ada Vaksin Penyakit tipes yang disuntikkan dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun. Mintalah Dokter anda memberikan imunisasi penyakit tipes tersebut. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan (gizi yang cukup, tidur cukup dan teratur, olah raga secara teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah makanan yang tidak bersih. Belilah makanan yang masih panas sehingga menjamin kebersihannya. Jangan banyak jajan makanan/minuman di luar rumah. Bagi orang yang pernah mengalami penyakit Tipes sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Karena akan lebih mudah kambuh kembali daripada orang yang sama sekali belum menderita Tipes.
      Yang perlu diperhatikan pasca terkena Tipes adalah pola makan yang benar. Misalnya harus lunak, terapkan makan lunak sampai batas yang telah ditentukan dokter, kemudian makanan yang berminyak, pedas, asam, spicy hindari. Kurangi kegiatan yang terlalu menguras tenaga.
Pantangan makanan untuk penyakit tipes adalah:
- Sayur – sayuran tinggi serat (bayam, kangkung, dll)
- Pedas (cabe, merica)
- Pada lima hari pertama buah – buahan juga tidak diperkenankan, kecuali air jeruk yang diminum sesudah makan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan air bersih untukkehidupan sehari-hari.. Air tersebut mempunyai standar 3T yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Tetapi ada kalanya kita melihat air yang berwarna keruh dan berbau serta sering kali bercampur dengan benda-benda sampah seperti kaleng, plastik, dan sampah organik. Pemandangan seperti ini kita jumpai pada aliran sungai atau dikolam-kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air yang terpolusi yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Penyakit yang di akibatkan oleh polusi air salah satunya adalah typhus abdominalis yang biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus dan penyebabnya adalah Salmonella typhosa.
Penyakit ini disebarkan dari kotoran ke mulut dalam makanan dan air yang tercemar, dan sering timbul dalam bentuk wabah atau epidemi (penduduk jatuh sakit secara bersamaan). Di antara berbagai penyakit infeksi yang kadang-kadang dinamakan demam, tifus perut merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya.
Penyakit  yang  dapat  disembuhkan  oleh  cacing  tanah  atau lumbricus  rubellus  adalah  penyakit  tekanan  darah  rendah  dan  tekanan darah  tinggi, kencing manis, tipus, rematik, disentri, maag, muntaber, asam dan penyakit  kronis  lainnya. Lumbricus  rebellus  memiliki kandungan nutrisi. Diantaranya  mengandung  kadar  protein sangat  tinggi  yaitu, sekitar 76 %,  protein asam  amino  berkadar  tinggi, 17 %  karbohidrat, 45 % lemak  dan  abu  1,5 %. Cara  pengolahan  lumbricus  rubellus  di  antaranya proses  pengolahan kapsul cacing tanah dilakukan dengan system higroscopy. Yaitu kandungan  air cacing  tanah  diserap  dengan manggunakan  kain kasa.

3.2  Saran
            Untuk peneliti selanjutnya sebaikntadikembangkan kembali bagaimana cara pengobatan penyakit thypus yang banyak menyerang anak-anak atau balita, karena saya belum banyak menemukan materi yang jelas dan cukup untuk membahasnya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya untuk memberikan pengetahuan tambahan mengenai penyakit tyhpus.

Daftar Pustaka
http://dieazisdeath.blogspot.com/2012/11/penyakit-tipes.html

~Hanya Berbagi karena berbagi itu indah~




Tidak ada komentar:

Posting Komentar