BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Analisis proksimat
adalah suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi
seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari bahan
pakan atau pangan. Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian
kualitas pakan atau bahan pangan terutama pada standar zat makanan yang
seharusnya terkandung di dalamnya.
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang
termasuk golongan lipida. Salah satu sifat yang khas dan mencirikan golongan
lipida adalah daya larutnya dalam pelarut organik (seperti ether, benzene, khloroform)
atau sebaliknya ketidaklarutannya dalam pelarut air. Secara amum lemak
diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam
keadaan padat. Lemak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan
yang berbeda-beda. Kandungan lemak dalam pangan adalah lemak kasar dan
merupakan kandungan total lipida dalam jumlah sebenarnya. Minyak dan lemak
mempunyai titik didih yang tinggi yaitu sekitar 200ºC.
Kandungan lemak suatu bahan pakan dapat ditentukan
dengan metode soxhlet, yaitu proses ekstraksi suatu bahan dalam tabung soxhlet.
Kandungan yang ada pada lemak kasar merupakan bukanlah lemak murni melainkan
campuran dari beberapa zat yang terdiri dari klorofil, xantofil dan karoten.
Penetapan kandungan lemak dilakukan dengan larutan heksan sebagai pelarut.
Fungsi dari n heksan adalah untuk mengekstraksi lemak atau untuk melarutkan
lemak, sehingga merubah warna dari kuning menjadi jernih.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah prinsip pengujian kadar lemak kasar ?
2.
Bagaimana cara menguji kadar lemak pada suatu bahan ?
3. Mengapa kadar lemak harus diuji pada suatu bahan
?
C. Metode Penulisan
Metode
penulisan makalah ini didasarkan pada gabungan dari beberapa literatur dan
pencarian data melalui media internet.
D.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini agar pembaca lebih mengetahui dan memahami tentang
pengujian lemak kasar dan cara pengujian lemak kasar pada suatu bahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lemak Kasar
Lemak dan
minyak merupakan salh satu kelompok yang ternasuk golongan lipida. Sifat yang
khas dan mencirikan golongan lipida adalah daya larutnya dalam pelarut organic
(ether,benzene,kloroform)atau sebaliknya ketidaklarutannya dalam pelarut air.
Karena
struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon
(-CH2-CH2-CH2-)maka
lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya
lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang organik
seperti: eter, Chloroform, atau benzol
Analisa
lemak dan minyak lebih mudah dianalisa karena molekul lemak dan lemak relative
lebih kecil dan kurang kompleks dibandingkan dengan molekul karbohidrat dan
protein.
Analisa
lemak dan minyak umum yang dilakukan pada bahan makanan digolongkan dalam 3
kelompok tujuan :
1. Penentuan
kadar lemak atau minyak yang terdapat pada bahan makanan atau pertanian.
2. Penentuan
kualitas minyak murni sebagai bahan makanan yang berkaitan dengan proses
ekstraksinya atau ada tidaknya pemurnian lanjutan seperti penjernihan
(refining), penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching) dan
lain-lain.
3. Penentuan
sifat fisis atau kimia khas yang mencirikan sifat minyak tertentu.
Berikut ini contoh beberapa jenis bahan pelarut yang sesuai untuk ekstraksi
lemak yaitu :
a. Senyawa
trigliserida yang bersifat nonpolar akan mudah diekstraksi dengan pelarut
nonpolar misalnya heksan atau petroleum eter.
b. Glikolipida
yang polar akan mudah diekstraksi dengan alcohol yang polar.
c. Lesitin akan
mudah larut dalam pelarut yang sedikit asam misalnya alcohol.
d. Fospolipida
yang bersifat polar dan asam akan mudah larut dalam kloroform yang sedikit
polar dan basa. Senyawa ini tidak larut dalam alcohol.
Petoleum ether atau heksan adalah bahan pelarut lemak nonpolar yang
paling banyak digunakan karena harganya relative murah, kurang berbahaya
terhadap kebakaran dan ledakan serta lebih selektif untuk lemak nonpolar.
Lemak
kasar adalah campuran beberapa senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut lemak (ether, petroleum benzene, karbon tetra khorida dsb). Lemak
mengandung unsure C, H dan O. Dalam perbandingan lemak lebih banyak mengandung
C dan H daripada O. Lemak memberikan 2.25 kali energy lebih banyak disbanding
dengan karbohidrat jika mengalami metabolism karena lemak mengandung unsure H
lebih banyak daripada unsure O.
B. Fungsi Lemak
Di dalam tubuh kita lemak berfungsi penting antara lain:
1) Sebagai pelindung tubuh dari pengaruh suhu rendah
2) Sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K
3) Sebagai pelindung alat-alat tubuh yang vital ( antra lain jantung dan
lambung), yaitu sebagai bantalan lemak
4) Sebagai penghasil energi tertinggi
5) Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel
6) Sebagi salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khusus untuk sterol)
7) Sebagi salah satu bahan penyusun garam empedu, asam kholat dan hormon seks
C.
Penentuan
Kadar Lemak Kasar
Ada 2
cara penentuan kadar lemak berdasarkan jenis bahan yang akan ditentukan :
1. Bahan
Kering
Untuk
penentuan lemak dari bahan kering, bahan dibungkus atau ditempatkan dalam
thimble lalu dikeringkan dalam oven untuk menghilangkan airnya. Pemanasan
dilakukan secepatnya dan dihindari suhu yang terlalu tinggi. Ekstraksi lemak
dari bahan kering dapat dilakukan secara terputus-putus atau berkesinambungan.
Ekstraksi secara terputus dilakukan dengan soklet atau alat ekstraksi ASTM
(American society testing material ). Sedangkan secara berkesinambungan dengan
alat goldfisch atau ASTM yang telah dimodifikasi.
2. Bahan Cair
Penentuan
lemak dari bahan cair dapat menggunakan botol Babcock atau dengan Mojonnier.
D.
Metode
Pengujian Kadar Lemak Kasar
Ada beberapa
metode yang digunakan untuk pengujian kadar lemak kasar, yaitu :
1. Metode Ekstraksi Langsung
2. Metode Weibull
E.
Pengujian
Kadar Lemak Kasar
a)
Pengujian kadar lemak kasar metode ekstraksi langsung
berdasarkan AOAC, BAB 4 Butir 4.5.06 Metode 2003.03
1. Prinsip
pengujian kadar lemak
Lemak bebas diekstraksi dengan pelarut non polar selama beberapa waktu (3-8jam). Metode soxhlet yaitu lemak yang terekstrasi dalam pelarut akan
terakumulasi dalam wadah pelarut (labu Soxhlet), kemudian dipisahkan dari
pelarutnya dengan cara dipanaskan dengan oven 105oC. Pelarut akan
menguap sedangkan lemak tidak karena titik didih lemak lebih tinggi dari 105
oC, sehingga menguap dan tinggal dalam wadah. Lemak hasil ekstraksi
kemudian ditimbang beratnya lalu dihitung sehingga diperoleh kadar lemak dalam
sampel.
2.
Alat dan Bahan
· Alat :
1)
Kertas saring
2)
Selongsong kertas
3)
Alat soxlet(soxtec sistem)
4)
Desikator
5)
Oven
6)
Neraca analitik
7)
Kapas bebas lemak
8)
Cup
9)
Penjepit cup
10) Pinset
11) Sendok
sampel
·
Bahan :
1)
Diethyl eter atau pelarut lainnya
2)
Sampel
3. Cara Kerja
1. Timbang
dengan seksama 1-2 gram sampel dengan kertas saring, masukkan ke dalam
selongsong yang sebelumnya sudah dialasi kapas dan ditutup kembali bagian atas
dengan kapas
2. Masukkan
pelarut diethyl eter kedalam cup
3. Lakukan
ekstrasian ke dalam alat soxtec sistem pada suhu 85oC dan 70oC
selama 1 jam (bolling 15menit, ringsing 30menit, ovaporation 15menit)
4. Keringkan
cup yang berisi lemak kedalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam
5. Setelah itu
masukkan ke dalam desikator selama 15 menit kemudian timbang dan catat hasilnya
dan lakukan sekali lagi untuk mencari berat konstannya.
a. Perhitungan
% Kadar Lemak = W2 – W1 x 100%
W
Keterangan : W = bobot sampel (gram)
W1
= bobot cup kosongan (gram)
W2
= bobot cup lemak (gram)
b)
Pengujian kadar lemak kasar dengan Metode
Weibull
1. Prinsip
Ekstraksi
lemak dengan pelarut non polar setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam
untuk membebaskan lemak yang terikat.
2. Alat dan
bahan
· Alat :
1)
Kertas saring
2)
Labu lemak
3)
Alat soxlet
4)
Pemanas listrik
5)
Oven
6)
Neraca analitik
7)
Kapas bebas lemak
8)
Gelas piala
·
Bahan :
1)
n-heksana
2)
HCl 25%
3. Cara Kerja :
1.
Timbang dengan seksama 1-2 gram contoh kedalam gelass
piala.
2.
Tambahkan 30 mL HCl 25%dan 20 mL air serta beberapa
batu didih.
3.
Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan didihkan
selama 15 menit.
4.
Saring dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas
hingga tidak bereaksi asam lagi,cek dengan lakmus,bila asam kertas saring
berwarna hitam, maka terus tambah air panas.
5.
Keringkan
kertas saring beserta isinya pada suhu 100-105°C.
6.
Masukkan kedalam selongsong kertas yang dialasi kapas.
7.
Masukkan kedalam alat soxlet yang dihubungkan dengan
labu lemak yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya.
8.
Ekstrak dengan
heksana atau pelarut lemak dalam oven pengering pada suhu 105°C
9.
Dinginkan dalam
eksikator dan timbang
10. Ulangi
hingga tercapai konstan
4. Perhitungan :
% Kadar
lemak = Wi – Wo
x 100%
Ws
Keterangan : Ws
= Bobot contoh (gram)
Wi = Bobot labu + lemak setelah ekstraksi
(gram)
Wo = Bobot labu lemak sebelum ekstraksi
(gram)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Lemak kasar adalah campuran beberapa
senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak (ether,
petroleum benzene, karbon tetra khorida dsb). Lemak mengandung unsure C, H dan
O. Dalam perbandingan lemak lebih banyak mengandung C dan H daripada O. Lemak
memberikan 2.25 kali energy lebih banyak disebanding dengan karbohidrat jika
mengalami metabolism karena lemak mengandung unsur H lebih banyak daripada
unsur O.
Ø Lemak bebas diekstraksi dengan
pelarut non polar, melalui metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet
(soxhletasi)
Ø Ada beberapa
metode yang digunakan untuk pengujian kadar lemak kasar, yaitu :
·
Metode Ekstraksi Langsung
·
Metode Weibull
B.
Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat kami harapkan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
http://bagusbadong.blogspot.com/2012/04/amalisa-proksimat.html
Buku Petunjuk Teknis Pengujian Mutu Pakan 2010
http://dessdonndinn.wordpress.com/2012/05/20/analisis-proksimat.html
TUGAS SMK (Kimia Analisis) :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar