BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita
memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci dan keperluan lain. Air
tersebut mempunyai standar 3T yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
beracun. Tetapi ada kalanya kita melihat air yang berwarna keruh dan berbau
serta sering kali bercampur dengan benda-benda sampah seperti kaleng, plastik,
dan sampah organik. Pemandangan seperti ini kita jumpai pada aliran sungai atau
dikolam-kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air
yang terpolusi.
Kenapa?
Karena orang-orang pedesaan, atau pinggiran kota, menggunakan air sungai untuk
kehidupan sehari-hari mereka, karena untuk menghemat air. Dan karena air sungai
tercemar oleh hasil-hasil sisa dari buangan industri atau pun kegiatan lainnya,
sehingga timbulah penyakit dimana-dimana, terutama orang-orang yang tingga di
pinggiran sungai sering sekali terkena penyakit. Dan hampir semua makhluk hidup
di darat ataupun diair terkena dampaknya, dan juga bagi makhluk hidup di air
seperti ikan-ikanan bisa mati akibat pengolahan limbah yang kurang baik.
Akibatnya dapat menimbulkanberbagai macam penyakit salah satunya adalah tipes.
Penyakit tifus sudah lama
“menemani” kehidupan kita yang bermukim di Indonesia. Bukan jenis penyakit
baru, tapi tak kunjung berhasil diberantas. Bahkan karena kebandelannya, kuman
ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas. Bagaimana supaya
tak terjangkit tifus, dan kalau sudah terjangkit hal-hal penting apa yang harus
dilakukan?
Setelah beberapa hari demamnya tak
kunjung turun, Tina dinyatakan terdeteksi menderita tifus abdominalis atau
lebih dikenal demam tifoid. Syukurlah, cukup diobati selama dua minggu
kondisinya sudah terlihat membaik. Sayang begitu obat dihentikan, demam dan
sakit perutnya mulai terasa kembali.
Rupanya kuman salmonela, si biang
keladi yang bersarang dalam usus halusnya belum terbasmi tuntas. Begitu Tina
diberi obat lagi selama dua minggu berikutnya, kondisinya pun pulih. Ia tidak
lagi diganggu sakit perut ataupun demam. Buang airnya juga sudah kembali
normal. Pemeriksaan darah di laboratorium klinik terhadap salmonela memberi
hasil negatif.
1.2
Identifikasi Masalah
1. Apa saja penyebab pencemaran air?
2. Jelaskan tentang penyakit tipes atau thypus yang
disebabkan oleh polusi air?
3. Tindakan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah
penyakit tipes?
1.3
Batasan Masalah
Karena
keterbatasan waktu, pengetahuan dan biaya, maka karya tulis ini akan saya
batasi hanya pada “Jelaskan tentang
penyakit tipes atau thypus yang disebabkan oleh polusi air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Polusi Air
Polusi air adalah
penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniaannya. Air
yang tersebar dialam tidak pernah dapat dalam bentuk murni, tetapi bukan
berarti semua air sudah sudah berpolusi. Air permukaan dan air sumur biasanya
mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang
mengandung komponen – komponen tersebut dalam jumlahtinggidisebutairsadah.
Air yang tidak
berpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak
mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang
ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan
tertentu. Adanya benda – benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak
dapat digunakan secara normal disebut polusi.
Penyebab terjadinya polusi (polutan) air
adalah sebagai berikut :
Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk
buatan yang berlebihan dan deterjen. Nitrat dan Nitrit Kedua senyawa ini
berasal dari penggunaan pupuk buatan yang Berlebihan dan proses pembusukan
materi organik. Poliklorin Bifenil(PCB) Senyawa ini berasal dari pemanfaatan
bahan - bahan pelumas, plastik dan Alatlistrik. Residu Pestisida Organiklorin Residu
ini berasal dari penyemprotan pestisida pada tanaman untuk membunuh serangga. Minyak
dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak.
Radio Nuklida atau unsure radioaktif berasal dari kebocoran tangki penyimpanan limbah
radioaktif. Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan
bensin. Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan
ternak. Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.
Siklus air dibedakan menjadi 3 yaitu, Siklus Pendek (Siklus Kecil) yaitu air laut menguap menjadi gas,
berkondensasi menjadi awan dan hujan yang jatuh laut. Siklus Sedang (Siklus Menengah) yaitu air laut menguap menjadi
gas, mengkondensasi dan dibawa angin membentuk awan di atas daratan, jatuh
sebagai hujan lalu meresap ke tanah, masuk ke sungai dan ke laut lagi. Siklus Besar (Siklus Panjang) yaitu
air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es di atas
laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan) dan jatuh sebagai salju membentuk
gletser, masuk ke sungai lalu kembali ke laut.
Air yang telah tercemar, oleh senyawa
organik maupun senyawa anorganikakan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan
karena mudah menjadi media berkembangnya berberbagai macam penyakit menular
maupun tidak menular. Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan
sebagai pembersih, sedangkan air bersih sudah tidah mencukupi sehingga
kebersihan manusia dan lingkungannya menjadi tidak terjamin, pada akhirnya
menyebabkan manusia mudah terserang penyakit.
Beberapa penyakit menular yang dapat
tersebar melalui air yang tercemar diantaranya sebagai berikut. Cholera adalah
penyakit usus halus yang akut dan berat, Hepatitis A disebabkan oleh virus
hepatitis A, Disentrie amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba
hystolytica, Typhus abdominalis merupakan penyakit yang menyerang usus
halus dan penyebabnya adalah Salmonella typhosa.
2.2 Typhus
Abdominalis
Typhus
abdominalis yang biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya
juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus dan penyebabnya
adalah Salmonella typhosa. Bakteri
ini ada pada berkembang cepat pada tempat-tempat yang kotor. Penyakit infeksi
bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh
kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, Bakteri tifus
menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus. Selanjutnya akan menyerang
hati, limpa, kantung emped, selain itu dapat juga menyebabkan gastroenteritis
(keracunan makanan), septikemia (tidak menyerang usus).
Bakteri
demam tipes (S. typhi) menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa dikenal sebagai
demam tipes, dimana orang yang sakit tipes berkisar sekitar 21,5 juta orang
setiap tahunnya. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penyakit
sangat umum dikenal di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan karena
tipes merupakan penyakit yang sangat tergantung dari sanitasi dan
kebersihan lingkungan. Seseorang bisa tertular tipes jika makan makanan atau
minum minuman yang telah terkontaminasi oleh orang yang terinfeksi tipes
sebelumnya atau jika limbah terkontaminasi dengan bakteri digunakan untuk minum
atau mencuci makanan akan menyebabkan tipes.
2.2.1 Gejala Penyakit Tifus
Gejala
klinik tipes pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan
dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, gejala yang ditimbulkan
antara lain :
1. Demam
lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi.
2. Lidah
kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3. Mual
Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak
di hati dan limpa, akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung
sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan
tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4. Diare
atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan
penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus
justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5. Lemas,
pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing.
Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6. Pingsan,
Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring
tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi
gangguan kesadaran.
Asuhan Keperawatan Demam Tifoid (Tifus).
Sebagai
salah satu penyakit yang menganggu dan lumrah terjadi di Indonesia, tifus
berbeda dengan berbagai penyakit menular seperti demam berdarah atau penyakit
lainnya yang sifatnya musiman, karena tifus dapat terjadi sepanjang tahun dan
tidak mengenal musim. Penyakit ini dalam dunia kesehatan Indonesia sebagai
demam tifoid yang merupakan penyakit infeksi akut usus halus dan bersifat
menular. Seseorang dapat tertular tifus apabila terjadi kontak langsung dengan
penderita, lewat kotoran, urine, atau muntahannya yang mengandung bakteri
salmonella typhi sebagai organisme yang menjadi sumber infeksinya. Namun paling
banyak Patogenesis terjadinya demam tifoid seperti berikut
Manifestasi Klinis dari
demam tifoid adalah:
Minggu I : Gejala
mirip gejala akut infeksi seperti demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual, dan muntah, konstipasi/diare, perasaan tidak enak di perut,
batuk, epistaxis (mimisan).
Minggu II : Demam,
bradikardi relatif, lidah tifoid (putih), hematomegali (pembesaran hati), splenomegali,
gangguan kesadaran seperti somnolen, koma.
Komplikasi
yang dapat ditimbulkan oleh demam tifoid adalah perdarahan usus atau perforasi
(kebocoran) usus jika tidak mendapat pertolongan yang tepat. Perdarahan usus
ini dapat terjadi pada saat demam tinggi, ditandai dengan suhu mendadak turun,
nadi meningkat cepat, dan tekanan darah menurun.
Selain itu juga dapat
terjadi komplikasi selain di sistem pencernaan seperti :
·
Ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis, spondilitis,
GGA (gagal ginjal akut)/ GGK (gagal
ginjal kronik).
·
Kardiovaskuler: kegagalan
sirkulasi renjatan, syok, miokarditis.
·
Darah: anemia hemolitik, trombositopenia,
DIC, sindrom uremik hemolitik.
·
Paru: pneumonia, empisema, pleuritis.
·
Hepar: hepatitis, kolelitiasis
·
Tulang: osteomielitis, periotitis,
spondilitis, arthritis.
·
Neuropsikiatrik: delirium,
meningismus, psikosis.
Adapun diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul :
·Resiko
gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anoreksi, muntah, mual.
·Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan.
·Resiko
terjadinya gangguan proses piker.
·Keterbatasan
aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
·Umumnya
pasien demam tifoid membutuhkan perawatan di rumah sakit karena beresiko menderita kekurangan cairan. Namun
bila demam tifoid ini terjadi pada anak, terkadang dokter mempertimbangkan untuk
perawatan di rumah.
·Pisahkan
anak penderita demam tifoid dari saudara-saudaranya untuk menghindari penularan. Bahkan bila ibu menemani, tidak
disarankan untuk tidur bersama dengan anak
yang sakit. Sebaiknya tempatkan anak yang sakit di kamar tersendiri, tentunya dengan perhatian penuh dari kedua orang tua
untuk menghindari perasaan terisolir/kesepian pada anak tersebut.
·Upayakan
klien dengan demam tifoid beristirahat total di tempat tidur sampai demamnya turun. Demam bisa berlangsung selama
dua minggu. Setelah demam turun, teruskan istirahat sampai suhu normal
kembali. Jelaskan pada anak bahwa untuk mandi, buang air besar dan kecil harus
meminta pertolongan kepada ibu atau orang dewasa lainnya yang ada di rumah.
·Ingatkan
kepada siapa saja yang membantu untuk selalu mencuci tangan dengan desinfektan sebelum dan sesudah kontak dengan anak yang sakit.
·Seperti
halnya di rumah sakit, orang tua perlu mengukur suhu tubuh anak dan mencatatnya. Catatan suhu tubuh ini sangat
penting untuk dikonsultasikan ke dokter dan bila ada peningkatan suhu tubuh
yang tinggi.
·Biasanya
dokter memberikan obat yang sudah diperhitungkan sampai suhu tubuh turun. Jika obat hampir habis, sementara suhu tubuh makin tinggi,
konsultasikanlah ke
pelayanan medis atau dokter karena mungkin membutuhkan perawatan yang lebih intensif di rumah sakit.
·Untuk
membantu mempercepat penurunan suhu tubuh, upayakan agar anak banyak minum air putih, dikompres dengan air hangat, dan jangan
menutupinya dengan selimut agar penguapan suhu lebih lancer.
·Berikan
makanan yang mengandung banyak cairan dan bergizi seperti sop dan sari buah, juga makanan lunak, seperti bubur.
·Pembuangan
feses dan urine harus dipastikan dibuang ke dalam WC dan disiram dengan air sebanyak-banyaknya. WC dan
sekitarnya pun harus bersih agar tidak ada lalat yang akan membawa
kuman ke mana-mana. Bila anak menggunakan pot atau urinal
untuk BAK dan BAB, jangan lupa untuk merendamnya dengan cairan desinfektan
setelah dipakai.
·Rendam
pakaian anak dengan desinfektan sebelum dicuci, dan jangan mencampurnya dengan
pakaian yang lain.
2.2.2 Polutan Penyebabkan Penyakit Thypus
Penyebab penyakit
tipes adalah bakteri bernama salmonella typhosa. Sumber penyebab penyakit tipes,
lebih banyak disebabkan kuman yang menempel di bekas cucian gelas, sendok,
piring dan sebagainya dengan kondisi air cucian yang tak diganti, tangan yang
kotor. Bakteri ini umumnya terdapat dalam makanan yang sudah basi, daging
mentah, maupun kotoran.
Tipes adalah penyakit
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu
Salmonella Typhosa. Sebagai penyebab tipes, bakteri Salomenella Typhosa bisa
masuk ke dalam perut karena tertelan lewat makanan atau minuman tercemar. Bakteri
ini kemudian bersarang di usus halus, lalu menggerogoti dinding usus. Jika
kondisi ini dibiarkan, usus bisa luka dan sewaktu-waktu tukak tipus bisa jebol
dan usus jadi bolong.
Kebanyakan penyakit tipes ditularkan
melalui kotoran. Termasuk kuman yang hidup normal dalam usus hewan, ternak dan
reptil, sumber daging unggas unggas kurang matang, telur, melalui anjing,
kucing, makanan dan minuman tercemar (batu es), dari carrier yaitu orang sehat
tetapi membawa kuman.
Penyebaran
Tipes juga terjadi melalui makanan atau minuman tercemar kuman ini yang
terdapat dalam air, es, atau debu, dan lainnya.
2.2.3 Frekuensi
Gangguan Kesehatan
Tipes adalah penyakit
infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari
usia balita, anak-anak dan dewasa. Setiap tahun diseluruh dunia terdapat
sekitar 17.000.000 kasus dengan 600.000 kematian. Jika tidak segera diobati,
10-20% penderita penyakit tersebut dapat berakibat fatal. Sekitar 2% dari
penderita menjadi carrier (pembawa).
Di
Indonesia, diperkirakan antara 800 – 100.000 orang terkena penyakit tipes atau
demam tifoid sepanjang tahun. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan
konon anak perempuan lebih sering terserang, Diperkirakan angka kejadian
penyakit ini adalah 300 – 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden
tertinggi didapatkan pada anak-anak, peningkatan kasus saat ini terjadi pada
usia dibawah 5 tahun.
Orang
dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal.
Insiden penderita berumur 12 tahun keatas adalah 70 – 80%, penderita umur
antara 12 dan 30 tahun adalah 10 – 20%, penderita antara 30 – 40 tahun adalah 5
– 10%, dan hanya 5 – 10% diatas 40 tahun.
2.2.4
Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Thypus
· Pengobatan
Pengobatan terhadap penderita
penyakit demam Tifoid atau types bertujuan menghentikan invasi kuman,
memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta
mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan
jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine
untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga
hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Selain obat-obatan yang diberikan
untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan rasa pusing (Paracetamol),
Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang utama adalah
kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi
kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang
memilih obat antibiotika lain seperti ampicillin,
trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai
kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan
diberikan cairan Infus. Penderita harus tetirah alias baring tiotal minimal 7
hari bebas panas. Makanya usahain jangan sampe berteman sama si tifus ini.
Istirahat total ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Selama
perawatan, penderita juga diberi obat-obatan untuk mengurangi gejala-gejala
yang dialami penderita, seperti panas, sakit kepala, mual dsb. Selain itu juga
mendapat obat yang akan membasmi kuman penyebab penyakit alias antibiotika. Untuk
sementara, makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak
berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari,
termasuk sambel. Jadi harus dijaga benar untuk memberi kesempatan kepada usus
menjalani upaya penyembuhan.
Obat untuk penyakit
Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol, Ciprofloxacin
dll yg diberikan selama 7 – 10 hari. Lamanya pemberian antibiotika ini harus
cukup sesuai resep yang dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala demam
atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai
habis ( 7 – 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh
pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali.
Daging Lumbricus
Rubellus memiliki beberapa kandungan nutrisi,
diantaranya mengandung kadar protein sangat
tinggi, yaitu sekitar 76 %. Kadar ini lebih tinggi
dibandingkan dengan daging mamalia (65’1) atau Ikan (50’1).
Begitu juga dengan asam–asam amino esensialnya.Selain itu
bahan tersebut diketahui pula mengandung alfa
tokoferol atau vitamin f yang berfungsi
sebagai anti oksidan.
Selain
itu mnurut Laverach (1963) kandungann nutrisi
daging lumbricus rubellus terdiri dari 16 %
protein, 17 % karbohidrat, 45 % lemak dan abu 1,5
%. Sedangkan kadar bahan keringnya 16,38 %,
kandungan protein 53,5% – 71,5 % dimiliki lumbrecus
terrestris dengan kadar bahan antara 15 – 20 %.
Hewan – hewan ini juga mengandung protein
asam amino berkadar tinggi yang sangat diperlukan
untuk kekebalan tubuh melawan berbagai macam
penyakit.
Cara Pengolahan Cacing Tanah
Ada
beberapa cara / proses dalam mengolah
daging lumbricus rubellus, diantaranya ;
proses pengolahan kapsul cacing tanah dilakukan
dengan system higroscopy. Yaitu kandungan air cacing
tanah diserap dengan menggunakan kain kasa.
Selain
itu ada juga cara pengolahan cacing tanah
tersebut, caranya ialah sebagai berikut ;
1.
Cari cacing tanah merah yang bentuknya
kecil – kecil, (cacing kruntel yang biasa digunakan untuk
umpan memancing ikan) dan bukan cacing yang
hitam dan besar.
2.
Bersihkan dan pastikan sudah tidak ada unsur
tanah atau kotoran lain, sekedar untuk
menjaga higienisnya saja.
3.
Tuangkan air kira – kira 3 gelas untuk
ukuran diminum 3 X sehari.
4.
Masukkan cacing dan rebus hingga mendidih.`
5.
Saring dan ambil airnya saja.
6.
Dinginkan sebentar atau minumkan hangat – hangat.
Saran saya si
penderita jangan sampai melihat proses memasaknya
supaya tidak merasa jijik sehingga membuat
penderita tidak mau meminumnya.
·
Pencegahan
Usaha
pencegahan penyakit tifus ini dibagi dalam dua upaya, yaitu terhadap lingkungan
hidup dan manusianya sendiri. Penyediaan sarana air minum yang memenuhi syarat,
pembuatan jamban yang hygienis, pemberantasan lalat dan pengawasan terhadap
rumah makan dan penjual makanan adalah beberapa hal yang dilakukan untuk
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Imunisasi dengan menggunakan
vaksin oral dan vaksin suntikan (antigen Vi Polysaccharida capular)
telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah
bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid)
atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa
juga divaksinasi.
Banyak
orang yang tidak terlihat sakit tapi berpotensi menyebarkan penyakit tifus.
Inilah yang disebut dengan pembawa penyakit tifus. Meski sudah dinyatakan
sembuh, bukan tidak mungkin mantan penderita masih menyimpan bakteri tifus
dalam tubuhnya. Bakteri bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ini
karena sebagian bakteri penyebab tifus ada yang bersembunyi di kantong empedu.
Bisa saja bakteri ini keluar dan bercampur dengan tinja. Nah, bakteri ini dapat
menyebar lewat air seni atau tinja penderita.
· Mengindarkan diri dari
hal-hal kotor seperti pencemaran air dan makanan oleh kotoran manusia. Pastikan jamban keluarga terletak jauh dari
tempat penduduk mengambil air minum
· Memberi perhatian khusus
pada kebersihan air minum, terutama saat banjir.
· Penderita harus tinggal
di kamar terpisah untuk mencegah penyebaran tifus perut. Kotorannya harus dibakar atau dikubur di
dalam lubang yang dalam. Orang yang merawatnya
harus membasuh tangan segera sesudahnya.
· Setiap orang yang pernah
menderita tipes harus memberikan perhatian tambahan terhadap kebersihan perorangan dan tidak boleh bekerja di rumah
makan atau di tempat-tempat
pengolahan makanan.
Untuk mencegah agar
seseorang terhindar dari penyakit penyakit tipes kini sudah ada Vaksin Penyakit
tipes yang disuntikkan dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun.
Mintalah Dokter anda memberikan imunisasi penyakit tipes tersebut. Daya tahan tubuh
juga harus ditingkatkan (gizi yang cukup, tidur cukup dan teratur, olah raga
secara teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah makanan yang tidak bersih.
Belilah makanan yang masih panas sehingga menjamin kebersihannya. Jangan banyak
jajan makanan/minuman di luar rumah. Bagi orang yang pernah mengalami penyakit
Tipes sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Karena akan
lebih mudah kambuh kembali daripada orang yang sama sekali belum menderita
Tipes.
Yang perlu diperhatikan
pasca terkena Tipes adalah pola makan yang benar. Misalnya harus lunak, terapkan
makan lunak sampai batas yang telah ditentukan dokter, kemudian makanan yang
berminyak, pedas, asam, spicy hindari. Kurangi kegiatan yang terlalu menguras
tenaga.
Pantangan makanan untuk penyakit tipes adalah:
- Sayur – sayuran tinggi serat (bayam, kangkung, dll)
- Pedas (cabe, merica)
- Pada lima hari pertama buah – buahan juga tidak diperkenankan,
kecuali air jeruk yang diminum sesudah makan
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan air bersih untukkehidupan
sehari-hari.. Air tersebut mempunyai standar 3T yaitu tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak beracun. Tetapi ada kalanya kita melihat air yang berwarna
keruh dan berbau serta sering kali bercampur dengan benda-benda sampah seperti
kaleng, plastik, dan sampah organik. Pemandangan seperti ini kita jumpai pada aliran
sungai atau dikolam-kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau
disebut pula air yang terpolusi yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Penyakit yang di
akibatkan oleh polusi air salah satunya adalah typhus abdominalis yang biasa juga
disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya juga merupakan penyakit
yang menyerang usus halus dan penyebabnya adalah Salmonella typhosa.
Penyakit ini disebarkan dari kotoran ke mulut
dalam makanan dan air yang tercemar, dan sering timbul dalam bentuk wabah atau
epidemi (penduduk jatuh sakit secara bersamaan). Di antara berbagai penyakit
infeksi yang kadang-kadang dinamakan demam, tifus perut merupakan salah satu
penyakit yang paling berbahaya.
Penyakit yang dapat
disembuhkan oleh cacing tanah atau lumbricus
rubellus adalah penyakit tekanan darah
rendah dan tekanan darah tinggi, kencing manis, tipus,
rematik, disentri, maag, muntaber, asam dan penyakit kronis
lainnya. Lumbricus rebellus memiliki
kandungan nutrisi. Diantaranya mengandung kadar protein
sangat tinggi yaitu, sekitar 76 %, protein asam
amino berkadar tinggi, 17 % karbohidrat, 45 % lemak
dan abu 1,5 %. Cara
pengolahan lumbricus rubellus di antaranya proses
pengolahan kapsul cacing tanah dilakukan dengan system higroscopy. Yaitu kandungan
air cacing tanah diserap dengan manggunakan kain kasa.
3.2 Saran
Untuk peneliti selanjutnya sebaikntadikembangkan
kembali bagaimana cara pengobatan penyakit thypus yang banyak menyerang
anak-anak atau balita, karena saya belum banyak menemukan materi yang jelas dan
cukup untuk membahasnya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya untuk memberikan pengetahuan tambahan mengenai penyakit tyhpus.
Daftar
Pustaka
http://dieazisdeath.blogspot.com/2012/11/penyakit-tipes.html
~Hanya Berbagi karena berbagi itu indah~