Selasa, 30 Desember 2014

Sedikit Tentang Kesenian Jakarta

Sejarah Singkat JAKARTA
  
Jakarta sebagai sebuah kota telah memiliki sejarah kesenian yang panjang. Berbagai peristiwa budaya telah mewarnai kehidupan Jakarta sebelum dan sewaktu kolonialisme berlangsung di Indonesia. Menjelang kemerdekaan, di Jakarta terjadi gerakan-gerakan yang mencerminkan kesadaran nasional sebagai reaksi atas keterbelakangan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan akibat penjajahan.
Jakarta selalu akrab dengan kesenian dan seniman. Para seniman Jakarta telah tampil sebagai perintis budaya nasional selama masa perjuangan kemerdekaan. Mereka selalu berperan dalam berbagai gejolak politik yang terjadi di tanah air, dan kemudian mereka tetap menjadi pelopor di bidang kesenian pada masa pembangunan. Jakarta, bersama Bandung dan Jogyakarta merupakan kota budaya, dimana gagasan-gagasan seni dilahirkan dan dikembangkan, dan arah perkembangan kesenian Indonesia ditentukan.
Sebelum Sunda Kelapa menjadi Bandar kerajaan Hindu Pajajaran di awal abad 16, daerah Jakarta telah menjadi tuan rumah tempat berlabuh berbagai pengaruh budaya, baik dari luar Nusantara, maupun dari berbagai daerah di tanah air, Warna seni Hindu, Budha, Islam, Belanda, Inggeris dan Portugis telah berbaur dalam berbagai bentuk seni di Jakarta. Kini, Jakarta telah menjadi kota budaya yang selalu terbuka dan cepat tanggap akan perkembangan dan kreasi kesenian terbaru dari luar.
Jakarta juga punya tradisi panjang menjadi tuan rumah bagi berbagai bentuk seni daerah yang dibawa oleh para pendatang, sehingga akulturasi budaya menjadi ralitas hidup yang dinamis. Gairah mencipta selalu ada di Jakarta, dan tidak pernah berhenti. Jakarta adalah pintu gerbang dan kancah, tempat bertemunya seni daerah dan dunia serta tempat lahirnya seni nasional Indonesia.
Menyimak rangkaian peristiwa budaya yang telah terjadi dan tengah berlangsung, adalah merupakan suatu ironi bahwa sampai tahun 1967 kota Jakarta belum mempunyai lembaga yang berwibawa, yang bisa menjadi wadah tempat berbagai wujud kesenian diciptakan, dikembangkan, dikaji dan dipentaskan. Kesenian adalah kebutuhan spiritual dan santapan jiwa, yang sangat dibutuhkan oleh Jakarta yang senantiasa sibuk dengan berbagai persoalan sosial, politik dan ekonomi.
Diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada tanggal, 10 November 1968 merupakan peristiwa bersejarah yang sangat membesarkan hati para seniman dan budayawan Jakarta. Kemudian dengan dibukanya kampus baru Lembagai Kesenian Jakarta oleh Presiden Suharto pada tanggal, 25 Juni 1976 di kompleks yang sama, kelengkapan Jakarta sebagai kota perintis dan pelopor seni dan budaya telah terpenuhi. Di kampus ini para pemuda akan ditempa dan dididik untuk menyongsong masa depan mereka, dan untuk menentukan masa depan kesenian di Indonesia.

Beberapa Kesenian dari  Betawi :
1.    ONDEL – ONDEL

Boneka ondel-ondel ini sebenarnya terbuat dari kertas dengan ukuran tingginya sekitar dua setengah meter. Bentuknya yang berwarna warni serta selalu tampil berpasangan. Kerangka ondel-ondel ini terbuat dari anyaman bambu sehingga ringan untuk di pikul. Bagian kepalanya dibuat topeng, sedang rambutnya terbuat dari ijuk  yang dibalut dengan kertas berwarna warni sehingga mirip dengan rambut.
Tak hanya kota Jakarta saja yang mempunyai sejarah, namun ondel-ondel ini pun memiliki riwayat sejarahnya. Konon boneka raksasa itu dahulunya sering diarak keliling kampung oleh warga Betawi . Ternyata awalnya ondel-ondel disebut Barongan, namun tak ada yang tahu pasti arti kata tersebut. Mungkin berasal dari kata Barengan yang berarti bareng-bareng atau sama-sama. Sebutan itu sebenarnya dari kalimat ajakan dalam logat Betawi “nyok, kite ngarak bareng-bareng,”. Sejak kapan kemunculannya ondel-ondel ?  Namun yang jelas boneka raksasa ini sudah ada sejak atau bahkan jauh sebelum Vereenigde Oostindische Compagnie  masuk ke Nusantara.
Dulunya sebelum dipertunjukkan ondel-ondel biasanya minta madat, namun karena madat atau ganja dilarang sebagai gantinya Ondel-ondel dikasih rokok lisong, dengan cara ditempelkan di mulutnya. Ondel-ondel pun sering digunakan untuk menolak bala atau roh jahat. Menurut kepercayaan orang-orang Betawi wabah seperti misalnya cacar akan hilang setelah orang-orang mengarak ondel-ondel keliling kampung.
Berkaitan dengan fungsinya, pembuatan ondel-ondel biasanya melalui proses ritual tertentu. Sebelum proses pembuatan dimulai, pengrajin ondel-ondel akan menyediakan aneka sesaji berupa kemenyan, kembang tujuh rupa dan bubur sumsum. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar pembuatan ondel-ondel berjalan lancar dan roh yang bersemayam di boneka adalah roh baik. 
Pembuatan ondel-ondel dengan menerapkan ritual seperti itu masih berlangsung hingga 1980-an. Namun setelah masa itu, proses ritual tersebut mulai ditinggalkan sejalan dengan bergesernya fungsi ondel-ondel. Seiring perkembangan zaman, ondel-ondel digunakan untuk menambah semarak pesta-pesta rakyat, hajatan perkawinan atau khitanan, serta untuk penyambutan tamu kehormatan, semisal pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun. 
Namun sayang, kesenian yang sudah ada sejak zaman dahlu ini pada zaman sekarang sudah jarang mendapat perhatian. Sehingga para pemain ondel-ondel pun memutuskan untuk memulai usaha dengan memperkenalkan kembali ondel-ondel dengan cara mengamen demi melestarikan kesenian dari budaya bangsa Indonesia yaitu betawi agar tidak hilang dimakan zaman dan dapat dikenal kembali oleh generasi-generasi muda bangsa indonesia agar mereka tahu bahwa negaranya adalah negara yang kaya akan adat istiadat dan budaya.
2.   LENONG BETAWI
Teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an ini mendapatkan pengaruh kebudayaan Melayu. Ada dua jenis cerita dalam lenong yaitu Lenong Denes (bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan) sementara Lenong Preman berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia jagoan. Lenong Denes biasanya menggunakan bahasa Melayu, sedangkan Lenong Preman menggunakan bahasa Betawi medok.

3.    Tarian Betawi
a.      Tari Topeng


Secara umum, Tari Topeng adalah jenis tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng telah ada di Indonesia sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam tari yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Makna topeng dalam keseharian masyarakat Indonesia, khususnya Betawi dipercaya memiliki kekuatan magis yang dapat menjauhkan dari petaka.
Tari Topeng Betawi adalah salah satu varian dari banyaknya jenis Tari Topeng, merupakan tarian tradisional khas masyarakat Betawi. Gerakannya lincah dan riang. Biasanya, tarian ini diiringi musik rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek dan gong buyung. Penarinya menggunakan topeng yang terbuat dari kayu. Topeng yang dikenakan penari, agar dapat menempel dengan wajah dipakai dengan cara menggigit bagian dalam topengnya. Awalnya, tarian ini adalah bagian dari kesenian Topeng Betawi.
b.      Tari Yapong


Tari Yapong merupakan suatu jenis tarian tradisional yang diciptakan untuk pertunjukan. Pada mulanya, Yapong bukan tari pergaulan seperti Jaipongan dari Jawa Barat, namun kemudian dalam perkembangannya kadang kala berfungsi sebagai tari pergaulan untuk mengisi acara sesuai permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi.
Tari Yapong memiliki gerakan yang gembira, dinamis, dan erotis. Istilah Yapong ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” dan berkembang menjadi Yapong. Tak ada makna apapun yang terkandung dalam penamaan Yapong, karena seperti yang telah diungkapkan penamaan tersebut merupakan onomatope dari bunyi-bunyi yang terdapat dalam musik dan tarian tersebut.

c.       Tari Lenggang Nyai
Asal mula tari lenggang ini berasal dari kisah nyai dasimah,Nyai Dasimah adalah gadis cantik asal Betawi yang berada  dalam kebingunannya memilih dua pilihan pasangan hidup,  seorang Belanda dan Seorang Indonesia. Ia kemudian menjadi istri seorang Belanda, Edward William. Merasa terkekang oleh aturan-aturan yang dibuat suaminya, Nyai Dasima menjadikan alasan tersebut untuk memberontak atas kesewenang-wenangan yang dilakukan terhadap dirinya. Perjuangan atas hak-hak perempuan itulah yang menginspirasi Wiwiek Widiastuti untuk mengenang perjuangan Nyai Dasima dalam gerak tarian Lenggang Nyai. 
Karakter tari lenggang nyai lebih banyak menggunakan bentuk-bentuk gerak yang lincah sebagai personifikasi masyarakat betawi. Terkadang, seperti yang tidak bisa mengambil keputusan, gerakan tari ini menunjukan bagaimana ia bergerak pada satu sisi ke sisi lain. selain itu, tari Lenggang Nyai juga menceritakan keceriaan dan keluwesan gadis belia Betawi dan tentunya kebahagiaan Nyai Dasima yang bisa menentukan pilihan hidupnya.
Seperti tarian asal Betawi pada umumnya, tarian ini juga ditampilkan dengan iringan musik Gambang Kromong yang memiliki unsur budaya Cina. Pun dari segi kostum yang dikenakan oleh para penari. Dominasi warna merah menyala dan hiasan kepala identik dengan tradisi Cina.
Meski termasuk tarian karya baru, Tarian Lenggang Nyai dapat dikatakan populer di kalangan masyarakan Betawi dan sekitarnya. Seperti Ondel-ondel, tarian ini juga sering menjadi ikon khusus bagi masyarakat Betawi. Terbukti dengan sering dibawakannya dalam acara-acara khusus di mancanegara dan nama lain yang disematkan pada tarian ini, yaitu Tari Lenggang Betawi.

4.    Silat Betawi
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Seni bela diri ini secara luas dikenal di IndonesiaMalaysiaBrunei, dan SingapuraFilipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada pengaruh budaya Cina, agamaHinduBudha, dan Islam dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliranMerpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri. Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Olahraga pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional. Di Indonesia banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-nilai yang ada didalamnya.

Sumber :



SEKIAN YANG BISA SAYA POST. MOHON MAAF BILA ADA KESALAHAN KARENA SAYA JUGA MANUSIA YANG TAK LUPUT DARI SALAH. 


JJJTERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNGJJJ

Kamis, 11 Desember 2014

HENNA (Innai)

Henna adalah tanaman yang tumbuh di tempat yang panas, daerah kering seperti Timur Tengah dan Afrika Utara. Daun kering dan ditumbuk menjadi bubuk. Serbuk bahan utama yang digunakan untuk membuat pasta yang dibutuhkan untuk tato henna. Henna paste noda kulit hanya sebagai noda teh celup basah taplak meja putih. Seniman henna paste menerapkan pola pada kulit orang, dan itu akan meninggalkan noda sementara ketika paste lepas. henna akan jeruk ketika paste lepas, dan bahwa noda menggelapkan ke gelap bata merah atau coklat warna dalam 48 jam.




Henna pada kulit mampu bertahan dari satu sampai tiga minggu.
Henna BUKAN tato. Pola Henna tidak permanen dan seniman Henna TIDAK bekerja dengan jarum.


HUKUM BERHIAS DENGAN HENNA/INNAI/MENDHI DALAM ISLAM

Banyak pertanyaan yang datang dari para wanita tentang memakai inai ini pada rambut, dua tangan atau dua kaki ketika sedang haidh. 

Jawabannya adalah hal ini tidak apa-apa karena inai sebagaimana diketahui bila diletakkan pada bagian tubuh yang ingin dihias akan meninggalkan bekas warna dan warna ini tidaklah menghalangi tersampaikannya air ke kulit, tidak seperti anggapan keliru sebagian orang. 

Apabila si wanita yang memakai inai tersebut membasuhnya pada kali pertama saja akan hilang apa yang menempel dari inai tersebut dan yang tertinggal hanya warnanya saja, maka ini tidak apa-apa.” 

(Majmu’ Fatawa wa Rasail Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, 4/288).

Sumber : Majalah Asy-Syari’ah No.07/I/1425 H/2004 /halaman75

Dikutip dari :
http://kaahil.wordpress.com/