Jumat, 08 Mei 2015

PENGANTAR EKONOMI INTERNASIONAL

TUGAS
MK : EKONOMIKA
PENGANTAR EKONOMI INTERNASIONAL

Kelompok 5
1DF03
Disusun Oleh :
DINA APRILIANTI                 53214131
INDRI WIDIA ASTUTI           55214325
HALIMATUSSADIYAH         54214713
RISKA EKA CAHYANTI       59214490
logo gunadarma 1.jpg UNIVERSITAS GUNADARMA

Ekonomi internasional menjadi satu bidang studi yang semakin penting karena adanya integrasi yang cepat pada pasar internasional. Terlebih lagi perusahaan-perusahaan, pemerintah, dan konsumen menyadari bahwa hidup mereka semakin dipengaruhi bukan hanya oleh apa yang terjadi di kota mereka sendiri, negara, tetapi juga oleh apa yang terjadi di seluruh dunia.
Konsumen dapat membeli barang dari seluruh dunia di toko lokal. Perusahaan  lokal harus berkompetisi dengan  barang-barang luar negeri ini. Bagaimanapun, bisnis-bisnis yang sama ini juga mempunyai kesempatan untuk memperluas pasar mereka dengan menjual dalam jumlah yang banyak ke negara-negara lain. Kemajuan telekomunikasi secara cepat menurunkan biaya untuk penyediaan jasa secara internasional dan internet pasti akan mengubah sifat  barang dan jasa ketika memperluas pasar. Ekonomi  internasional adalah satu bidang studi yang menilai / memperkirakan implikasi dari perdagangan internasional dalam barang dan jasa dan investasi internasional.
Ada 2 sub bidang studi dalam ekonomi internasional yaitu : perdagangan internasional dan keuangan internasional. Namun pada penulisan ini kami hanya akan membahas mengenai Perdagangan Internasional.

1.      Perdagangan Internasional
A.    Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah satu bidang studi dalam ekonomi yang mengaplikasikan model-model ekonomi mikro untuk membantu memahami ekonomi internasional. Isinya meliputi alat-alat yang sama digunakan dalam mata kuliah pengantar ilmu ekonomi mikro, termasuk didalamnya analisis demand dan supply, perilaku konsumen dan perusahaan, struktur pasar persaingan sempurna, oligopoli dan monopoli, dan pengaruh dari penyimpangan pasar (market distortions). Pelajaran tertentu menggambarkan hubungan ekonomi antara konsumen, perusahaan, pemilik faktor produksi, dan pemerintah.
Tujuan dari bidang studi ekonomi internasional adalah untuk memahami pengaruh terhadap individu dan bisnis karena adanya perdagangan internasional itu sendiri, karena perubahan dalam kebijakan perdagangan dan juga perubahan dalam kondisi ekonomi lainnya. Studi ini akan membangun argumen-argumen yang mendukung kebijakan perdagangan bebas sama halnya yang mendukung berbagai tipe kebijakan proteksi. Dalam akhir studi, siswa harus memahami dengan lebih baik kontroversi yang sudah lama ada antara perdagangan bebas dengan proteksionisme.
          Perdagangan internasional didefinisikan terdiri dari kegiatan perniagaan dari suatu Negara asal yang melintasi perbatasaan menuju suatu Negara tujuan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja, perpindahan teknologi, dan perpindahan merk dagang.
          Perdagangan internasional dapat juga diartikan sebagai perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP.

B.   Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Ø  Perbedaan sumber daya alam
Sumber daya alam yang dimiliki setiap negara berbeda-beda. Jarang suatu negara memiliki sumber daya alam yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan. Untuk mendapatkan sumber daya alam yang dibutuhkan dan tidak dimiliki oleh negara itu, diperlukan pertukaran antarnegara. Pertukaran antarnegara tersebut menyebabkan terjadinya perdagangan internasional.
Ø  Selera
Selera juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional. Misalkan, meskipun di Indonesia terdapat banyak buah apel, tetapi orang Indonesia banyak yang menyukai apel Australia sehingga Indonesia perlu mengimpor apel Australia.
Ø  Penghematan biaya produksi (efisiensi)
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara dapat memasarkan hasil produksinya pada banyak negara. Negara tersebut berproduksi dalam jumlah besar sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Barang yang diproduksi dalam jumlah besar akan lebih murah daripada barang yang diproduksi dalam jumlah kecil. Masalah efisiensi juga menjadi alasan tidak diproduksinya barang berteknologi tinggi oleh negara berkembang. Sebenarnya banyak ahli Indonesia yang mampu membuat mobil yang canggih. Akan tetapi karena industri mobil lokal belum berkembang, biaya produksi dan pemasarannya menjadi mahal.
Ø  Perbedaan teknologi
Ada negara yang telah mencapai keunggulan dalam memproduksi barang berteknologi maju. Sebagian negara masih belum mampu menerapkan teknologi maju dengan baik. Negara yang menggunakan teknologi maju dapat menjual barang dengan harga murah pada negara yang teknologinya sederhana. Misalnya, Indonesia mengimpor mobil dari Jepang, karena Jepang telah lebih maju dalam teknologi pembuatan mobil.

C.    Dampak perdagangan internasional terhadap perekonomian indonesia
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif, ada pula yang negatif. Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.

1. Dampak Positif Perdagangan Internasional
Berikut ini beberapa dampak positif perdagangan internasional.
a.       Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
Terjalinnya hubungan di antara negara-negara yang melakukan perdagangan dapat memudahkan suatu negara memenuhi barang-barang kebutuhan yang belum mampu diproduksi sendiri. Mereka dapat saling membantu mengisi kekurangan dari setiap negara, sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi.
b.      Meningkatkan produktivitas usaha
Dengan adanya perdagangan internasional, kemajuan teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan meningkat. Meningkatnya teknologi yang lebih modern dapat meningkatkan produktivitas perusahaan dalam menghasilkan barang-barang.
c.       Mengurangi pengangguran
Perdagangan internasional dapat membuka kesempatan kerja baru, sehingga hal ini menjadi peluang bagi tenaga kerja baru untuk memasuki dunia kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan, maka pengangguran dapat berkurang.
d.      Menambah pendapatan devisa bagi negara
Dalam kegiatan perdagangan internasional, setiap negara akan memperoleh devisa. Semakin banyak barang yang dijual di negara lain, perolehan devisa bagi negara akan semakin banyak.
2. Dampak Negatif Perdagangan Internasional
Selain dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa dampak negatif dari perdagangan internasional.
a.    Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang yang tidak diproduksi dalam negeri, pemerintah akan mengimpor dari negara lain. Kegiatan mengimpor ini dapat mengakibatkan ketergantungan dengan negara pengimpor.
b.    Masyarakat menjadi konsumtif
Banyaknya barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri menyebabkan semakin banyak barang yang ada di pasar baik dari jumlah, jenis, dan bentuknya. Akibatnya akan mendorong seseorang untuk lebih konsumtif, karena semakin banyak barang-barang pilihan yang dapat dikonsumsi.
c.    Mematikan usaha-usaha kecil
Perdagangan internasional, dapat menimbulkan persaingan industri dengan negara-negara lain. Industri yang tidak mampu bersaing tentu akan mengalami kerugian, sehingga akan mematikan usaha produksinya. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan pengangguran.
Kebijakan perdagangan internasional adalah segala tindakan pemerintah/negara, baik langsung maupun tidak langsung untuk memengaruhi komposisi, arah, serta bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan. Adapun kebijakan yang dimaksud dapat berupa tarif, dumping, kuota, larangan impor, dan berbagai kebijakan lainnya.  Jika dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks.

D.  Kebijaksanaan Pemerintah dan Pengaruhnya Terhadap Perdagangan Internasional
  1. Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan ini menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya hambatan apapun dari pemerintah, baik hambatan tarif maupun hambatan kuota.
Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan perdagangan yang menginginkan adanya kebebesan dalam perdagangan, sehingga tidak ada rintangan yang menghalangi arus produk dari dan ke luar negeri. Kebijakan perdagangan ini berkembang seiring dengan adanya arus globalisasi di mana antara negara satu dengan negara lain dalam kehidupannya lebih transparan tidak terbatasi oleh batas-batas teritorial tiap-tiap negara. Karena perdagangan bebas ini tidak ada rintangan maka harga produk ditentukan oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran) sesuai dengan hukum ekonomi. Manfaat dari perdagangan bebas menurut teori klasik adalah sebagai berikut:
1.    Dapat mendorong persaingan antarpengusaha, sehingga nantinya akan tercipta kualitas produk dengan dasar teknologi tinggi.
2.    Mendorong terjadinya efisiensi biaya (cost) sehingga mampu menghasilkan produk dengan harga yang mampu bersaing.
3.    Meningkatkan mobilitas modal, tenaga ahli dan investasi (faktor produksi) ke berbagai negara sehingga dapat mempercepat pertumbuhan eknomi.
4.    Meningkatkan perolehan laba sehingga memungkinkan para pengusaha berinvestasi lebih luas.
5.    Konsumen dapat lebih bebas dalam menentukan variasi dan pilihan produk yang diinginkan.
Saat ini perdagangan bebas belum berlaku secara menyeluruh dan masih terbatas pada kawasan-kawasan tertentu saja karena masih adanya keterbatasan pada permasalahan kebijakan tarif, kuota, diskriminasi harga dan lain-lain, sehingga hanya berlaku bagi negara yang masih termasuk dalam kawasan tersebut. Contoh organisasi perdagangan bebas diantaranya adalah NAFTA (organisasi perdagangan bebas untuk negara di kawasan Amerika Utara), AFTA (organisasi perdagangan bebas untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara) dan EETA (Organisasi perdagangan bebas untuk negara-negara anggota masyarakat Uni Eropa).           
  1. Kebijakan proteksi
Kebijakan perdagangan proteksionis adalah kebijakan perdagangan yang melindungi produk-produk dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk asing yang dilakukan dengan cara membuat berbagai rintangan/hambatan arus produksi dari dan ke luar negeri.
Ada dua alasan kuat yang mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme, yaitu melindungi perekonomian domestik dari tindakan negara atau perusahaan asing yang tidak adil, dan melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry). Industri-industri domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya yang masih tinggi, sehingga sulit bersaing dengan industri asing yang memiliki struktur biaya rendah (karena sudah memiliki skala ekonomi yang besar).
Proteksi bertujuan untuk melindungi industri domestik yang sedang berada dalam tahap perkembangan. Proteksi ini memberi kesempatan kepada industri domestik untuk belajar lebih efisien dan memberi kesempatan kepada tenaga kerjanya utnuk memperoleh keterampilan. Kebijakan proteksi biasanya bersifat sementara. Jika suatu saat industri domestik dirasakan sudah cukup besar dan mampu bersaing dengan industri asing, maka proteksi akan dicabut.
Alasan negara menganut kebijakan perdagangan proteksionis antara lain:
  1. Dari adanya perdagangan bebas, yang diuntungkan adalah negara-negara maju saja, karena merek memiliki modal dan teknologi yang maju. Selain itu harga jual produk dari negara-negara maju dinilai terlalu tinggi dibanding dengan harga bahan baku yang dihasilkan oleh negara-negara berkembang.
  2. Untuk melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh.
  3. Untuk membuka lapangan kerja. Dengan adanya proteksi maka industri dalam negeri dapat tetap hidup dengan demikian akan mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
  4. Untuk menyehatkan neraca pembayaran. Upaya kebijakan proteksi melalui peningkatan ekspor produksi dalam negeri akan mampu mengurangi defisit neraca pembayaran.
  5. Untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan cara mengenakan tarif tertentu pada produk impor dan ekspor sehingga negara dapat meningkatkan penerimaan.
Adapun macam-macam kebijakan perdagangan proteksionis antara lain:
v Kouta Impor
Kebijakan yang menetapkan batas jumlah barang yang boleh diimpor dengan tujuan untuk melindungi produsen dan produk dalam negeri.
v Kouta ekspor
Kebijakan dengan menetapkan batas jumlah barang yang diekspor dengan tujuan untuk menjamin persediaan barang tersebut guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.
v Subsidi
Kebijakan dengan cara memberikan tunjangan kepada perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang untuk keperluan ekspor, sehingga harga barang tersebut bisa bersaing dengan barang luar negeri.
v  Tarif Impor
Kebijakan dengan mengenakan tarif/bea impor yang tinggi terhadap barang yang datang dari luar negeri sehingga harga barang impor akan menjadi lebih mahal.
v Tarif ekspor.
Kebijakan dengan mengenakan tarif atau bea terhadap barang yang diekspor dengan nilai yang lebih rendah dengan tujuan untuk merangsang kegiatan ekspor.
v Premi
Kebijakan berupa pemberian hadiah atau penghargaan kepada perusahaan yang mampu memproduksi barang dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi. Pemberian premi ini diharapkan dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi.
v  Diskriminasi harga
Kebijakan melalui penetapan harga produk secara berlainan dengan negara tertentu, yang dilakukan dalam rangka perang tarif agar negara tertentu yang dijadikan target mau menurunkan harga 
v Larangan ekspor dan Impor
Kebijakan larangan ekspor untuk mengekspor jenis barang-barang tertentu dilakukan dengan pertimbangan ekonomi, politik, sosial dan budaya dalam negeri.
Kebijakan melarang impor untuk barang-barang tertentu dilakukan dengan alasan untuk melindungi produk-produk dalam negeri atau dengan alasan untuk menghemat devisa.

E.   Manfaat perdagangan internasional
  1. Memperoleh devisa : Jika kita mengekspor suatu komoditas, kita mendapat mata uang asing seperti dolar Amerika, yen, atau jenis mata uang lainnya. Mata uang asing ini biasa disebut devisa. Devisa dapat digunakan misalkan untuk mengimpor barang modal dan konsumsi.
  1. Memperluas kesempatan kerja : Untuk menghasilkan barang ekspor dibutuhkan tenaga kerja. Coba bayangkan jika barang tambang, hasil pertanian, dan hasil kerajinan tidak diekspor? Tentu saja orang yang bekerja di sektor itu akan menganggur.
  1. Menstabilkan harga-harga : Jika harga jenis barang dalam negeri mahal atau jumlahnya kurang dan tidak memenuhi permintaan pasar, maka barang tersebut harus diimpor. Dengan adanya impor, harga barang jenis tersebut akan stabil dan permintaan pun dapat terpenuhi.
  1. Meningkatkan kualitas konsumsi : Melalui perdagangan internasional, penduduk dapat membeli barang-barang yang belum dihasilkan di dalam negeri atau mutunya belum sebaik produk luar negeri. Perdagangan internasional dapat memacu industri dalam negeri untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat bersaing di pasar internasional. Di Indonesia, barang seperti itu beragam, antara lain televisi, pakaian, sepatu, dan perabot.
  1. Mempercepat alih teknologi : Untuk menggunakan barang-barang yang diimpor dari luar negeri, dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan tertentu. Oleh karena itu, pihak penjual perlu mengadakan bimbingan atau pelatihan untuk menggunakannya. Hal seperti itu akan mempercepat alih teknologi. Alih teknologi memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih modern.

F. Kesimbangan dalam Perekonomian Terbuka dan Tertutup
      Pengertian Perekonomian Terbuka adalah adalah perekonomian suatu negara yang terlibat secara luas dalam perdagangan antar negara (internasional). Negara yang menganut perekonomian terbuka akan menjalankan perdagangan internasional, sedangkan negara yang menganut perekonomian tertutup, akan menolak adanya perdagangan internasional.
Ø Keseimbangan dalam Perekonomian Terbuka
Pada sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara.
Jika rasio ekspor-impor terhadap GNP melebihi 50% maka dikatakan perekonomian lebih terbuka. Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa alasan, yaitu :
1. Keanekaragaman kondisi produksi 
2. Penghematan biaya 
3. Perbedaan selera
4. Prinsip keunggulan komparatif (comparative advantage)
Dengan adanya perekonomian terbuka dan setiap negara berkonsentrasi pada bidang yang memiliki keunggulan komparatif, maka kehidupan semua orang akan menjadi lebih baik. Pekerja di setiap negara dapat memperoleh konsumsi dalam jumlah yang meningkat untuk jumlah jam kerja yang sama.
Ø  Keseimbangan dalam Perekonomian Tertutup
Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada pelakunya, khususnya Produsen dan Konsumen, secara sederhana akan melakukan kegiatan dalam penjualan dan pembelian di pasar yang saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan terikat dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan kemudian ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut.

G.   Alat Pembayaran dalam Perdagangan Internasional
Ketika melakukan transaksi jual beli, untuk mendapatkan barang yang kalian inginkan, tentunya kalian akan membayarnya dengan uang yang berlaku di tempat tersebut. Sama halnya perdagangan internasional, pada saat terjadi kegiatan ekspor dan impor barang, uang yang digunakan sebagai alat pembayarannya, yaitu berupa devisa.
a. Pengertian Devisa
Devisa adalah alat pembayaran luar negeri atau semua barang yang dapat diterima di dunia internasional sebagai alat pembayaran. Beberapa barang yang dapat digunakan sebagai devisa atau alat pembayaran luar negeri, yaitu emas dan perak, valuta asing, dan wesel asing. Negara yang mempunyai banyak devisa berarti mempunyai kekayaan dalam bentuk mata uang asing yang besar di dalam negeri. Devisa yang diperoleh suatu negara dapat berupa devisa umum dan devisa kredit. Devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari kegiatan perdagangan antarnegara dan tidak ada kewajiban untuk mengembalikan. Adapun devisa kredit adalah devisa yang diperoleh dari pinjaman atau bantuan dari luar negeri dan ada kewajiban untuk mengembalikan.
b . Fungsi Devisa
Setiap negara memerlukan devisa untuk melancarkan perdagangannya dengan negara lain. Negara yang memiliki devisa tidak akan mengalami kesulitan dalam pembayaran luar negeri. Devisa mempunyai beberapa fungsi berikut ini.
1) Membiayai perdagangan luar negeri yang berupa impor barang dan jasa.
2) Membayar pokok utang, cicilan utang, bunga utang atau utang luar negeri.
3) Membiayai pembinaan dan pemeliharaan hubungan luar negeri, yaitu untuk kedutaan, konsulat, biaya kontingen olahraga, misi kebudayaan ke luar negeri.
4) Mengatasi kesulitan perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran luar negeri.
5) Memudahkan terjadinya transaksi dalam perdagangan internasional.
c . Sumber Devisa
Devisa yang diperoleh suatu negara dapat berasal dari berbagai sumber. Berikut ini beberapa sumber devisa.
1 ) Ekspor barang
     Apabila suatu negara mengekspor barang ke negara lain, maka negara tersebut akan memperoleh devisa dari negara pengimpor berupa devisa. Semakin banyak barang yang diekspor, maka devisa yang akan diperoleh juga semakin banyak.
2 ) Penerimaan jasa
     Penerimaan jasa adalah penerimaan devisa yang berasal dari pengiriman jasa-jasa ke luar negeri. Apabila suatu negara mengadakan atau menyelenggarakan jasa untuk negara lain, maka negara tersebut akan memperoleh devisa. Misalnya Indonesia mengirimkan tenaga kerjanya ke negara lain, berarti Indonesia akan memperoleh devisa atas jasa yang telah digunakan oleh negara lain. Selain pengiriman jasa tenaga kerja, ekspor jasa dapat berupa jasa pengiriman barang-barang ke luar negeri serta jasa dari pelabuhan dan bandar udara.
3 ) Penerimaan dari Turis mancanegara
     Banyaknya turis yang datang ke Indonesia dapat menambah devisa negara. Turis-turis yang datang dari negara lain, tentunya akan membawa uang dari negara asalnya. Akan tetapi uang dari negaranya tidak bisa digunakan di Indonesia. Untuk itu, para turis harus menukarkan uangnya menjadi mata uang rupiah. Penukaran uang asing menjadi uang rupiah akan menjadi devisa bagi Indonesia. Semakin banyak turis mancanegara yang datang maka pemasukan devisa akan semakin banyak.
4 ) Pinjaman luar neger negeri
     Pinjaman luar negeri yang berupa uang, secara langsung dapat menambah devisa. Pinjaman ini dapat digunakan untuk membayar semua pembiayaan ke luar negeri. Meskipun ada kewajiban untuk mengembalikan, akan tetapi uang yang diperoleh dari luar negeri tetap akan menambah devisa negara.
5 ) Bantuan luar negeri
     Bantuan yang diperoleh dari luar negeri dapat berupa barang ataupun uang. Apabila bantuannya berupa barang, maka hal ini dapat menghemat devisa negara. Mengapa? Karena negara dapat memperoleh barang tanpa harus membayarnya. Sedangkan bantuan yang berupa uang, otomatis dapat langsung menambah devisa negara.
6 ) Pungutan bea masuk
     Bea masuk yang diperoleh dari pungutan biaya barang-barang luar negeri yang dimasukkan ke Indonesia, dapat menambah devisa. Semakin banyak arus barang luar negeri yang masuk ke Indonesia maka devisa yang diperoleh akan semakin banyak. Akan tetapi pada kenyataannya, banyak barang-barang yang masuk tanpa ada izin (diselundupkan), sehingga hal ini dapat mengurangi perolehan devisa bagi negara.
7 ) Kiriman uang asing dari luar negeri ke dalam negeri
     Jumlah TKI yang bekerja di luar negeri cukup banyak, sehingga dapat memberikan sumbangan devisa ke negara kita cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pengiriman uang asing dari TKI yang bekerja di luar negeri untuk keluarganya yang ada di Indonesia. Uang asing yang dikirimkan dari luar negeri harus ditukar menjadi uang rupiah di bank devisa. Penukaran inilah yang dapat menambah simpanan devisa bagi negara.

J.    Macam-macam Rintangan dalam Perdagangan Internasional
Ø  Faktor Eksternal 
Masalah yang bersifat eksternal meliputi hal-hal yang terjadi diluar perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah tersebut antara lain:
ü Kepercayaan antara eksportir importer
ü Pemasaran
ü Sistem kuota dan kondisihubungan dengan negara lain
ü Keterkaitan dalam keanggotaan organisasi internasional   
ü Kurangnya pemahaman akan tersediany akemudahan-kemudahan internasional
Ø  Faktor Internal 
Masalah yang bersifat internal meliputi hal-hal yang terjadi di dalam perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah tersebut antara lain :
ü Kemampuan dan Pemahaman Transaksi Luar Negeri
ü Pembiayaan
ü Kekurangsempurnaan dalam mempersiapkan barang
ü  Kebijaksanaan dalam pelaksanaan Ekspor Impor
  
KESIMPULAN

Perdagangan bebas internasional adalah perdagangan yangdilakukan oleh penduduk di dalam negara-negara maupun antarnegaradengan berbagai kemudahan dan kebebasan hambatan baik secararegional, bilateral maupun multilateral.
Perdagangan internasional didefinisikan terdiri dari kegiatan perniagaan dari suatu Negara asal yang melintasi perbatasaan menuju suatu Negara tujuan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja,perpindahan teknologi, dan perpindahan merk dagang.
Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
  1. Perbedaan sumber daya alam
  2. Selera
  3. Penghematan biaya produksi (efisiensi)
  4. Perbedaan teknologi
Manfaat perdagangan internasional
  1. Memperoleh devisa
  2. Memperluas kesempatan kerja
  3. Menstabilkan harga-harga
  4. Meningkatkan kualitas konsumsi
  5. Mempercepat alih teknologi

DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar